Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kompasiana TV untuk Angeline dan Anak Jokowi

12 Juni 2015   11:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis (11/6), saya kembali join dengan Kompas TV untuk teleconference program Kompasiana TV.
Kali ini membahas yang lagi hangat yaitu kasus pembunuhan gadis kecil Angeline dan pernikahan anak Presiden Joko Widodo yang malam itu tengah berlangsung acara resepsinya.

Acara yang tayang secara live tersebut sengaja mengambil dua tema yang kekinian. Pada tema pertama yaitu tentang Alm. Angeline si cantik dari Bali dihadirkan seorang narasumber dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan yang akrab disapa Pak Pri. 

Beliau melihat penyebab terjadinya kasus ini salah satunya adalah akibat dari kurang pahamnya masyarakat tentang peraturan dan Undang-undang adopsi anak. Sehingga saat ini terjadi kebebasan bagi keluarga macam apapun untuk bisa mengadopsi anak mana saja, lalu terjadi kelalaian yang mengakibatkan hilangnya nyawa anak kecil yang hidup dengan orang tua angkatnya.

Dalam episode kali ini dilakukan teleconference juga dengan seorang pengacara yang mengikuti kasus Angeline dari awal, dimana ia melihat telah terjadi salah kaprah dalam kehidupan masyarakat saat ini. Dimana saat terjadi kehilangan aggota keluarga atau anak, mengapa yang dilakukan pertama kali adalah menyebarkan informasinya di media sosial, bukannya menghubungi kepolisian. Namun dari hal ini justru mengungkap keanehan yang terjadi.

Dari sisi rekan kompasianer lainnya yang malam itu juga melakukan teleconference, Mbak Widha, ia berpendapat semestinya ada peran dari lingkungan sekitar berupa kontrol sosial terhadap kehidupan sehari-hari orang lain. Misalnya kita juga harus peka jika terjadi kekerasan terhadap anak tetangga, memperhatikan mengapa ada anak yang sehari-harinya hidup tidak layak, tertutup, lusuh atau  murung.

Sejatinya bisa ada bantuan kontrol sosial yang datang dari lingkungan sekitarnya agar tidak terjadi hal-hal yang diluar batas apalagi sampai hilangnya nyawa seseorang.

Masih terkait tewasnya Angeline, rupanya kedukaan ini terus menyebar hingga ke luar Pulau Bali. Salah satunya pada Kamis malam itu disiarkan langsung dari Bundaran HI Jakarta sebuah aksi "1000 Lilin untuk Angeline" yang dilakukan oleh sekumpulan orang dari berbagai komunitas.

Berbagai kegiatan dilakukan dilakukan di Bundangan HI, salah satunya adalah menyalakan lilin dan berdoa untuk Angeline.

Memasuki tema yang ke dua yakni tentang pernikahan anak Presiden Jokowi; Gibran dan Selvi. Point yang diusung disini adalah tentang betapa elegannya suasana pernikahan tersebut yang kental dengan adat tradisional Jawa Tengah.

Dalam kesempatan ini dihadirkan seorang ibu yang merupakan ahli tata rias dan upacara adat tradisional Jawa. Menurut beliau, banyak tahapan upacara adat yang harus dilalui oleh kedua mempelai, dan tidak boleh ada yang dilanggar karena setiap bagiannya memiliki makna sendiri-sendiri.

Pernikahan Gibran dan Selvi terlihat begitu elegan. Mengenakan pakaian adat Solo, berupa setelan kain dan atasan bludru hitam membuat keanggunan sang mempelai wanita semakin terasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun