Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benahi Perangkat Panitia Pemilihan Paskibraka "Gloria"

17 Agustus 2016   07:22 Diperbarui: 17 Agustus 2016   08:18 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empati untuk Gloria, gadis manis asal Kota Depok terus berdatangan dari berbagai belahan daerah. Kasus yang menimpanya saat mengikuti seleksi pemilihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), yang sedianya akan mengibarkan bendera merah putih pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2016, kuat mengangkat namanya seketika.

Keputusan panitia pusat atas Gloria yang dinyatakan gugur mengikuti seleksi Paskibraka kontan mengangkat alis banyak mata. Mulai dari rasa heran mengapa Gloria mendadak gagal, dukungan atas rasa kasihan, hingga umpatan membabi buta untuk Gloria agar apapun alasannya ia bisa terus diikutkan dalam proses pemilihan.

Tapi gaeesss... ada yang terlupa nih nampaknya disini.... ingatkah bagaimana sebenarnya syarat pemilihan untuk bisa tergabung dalam Paskibraka? Kita sebagai orang awam, yang hanya menikmati berita, jangan sampai turut kacau balau menelan bulat-bulat informasi yang belum kita dalami dan fikirkan berkali-kali. Kita mungkin tidak mengetahui dengan terang benderang mengenai syarat-syarat tersebut. Maka, bijaknya adalah kita tetap menghormati sekaligus menelaah lebih dalam tentang kasus Gloria ini.

Rasa kasihan terhadap Gloria yang telah mengikuti seleksi mulai dari tingkat yang paling rendah hingga masuk ke level nasional seperti ini memang pasti menghantui kita semua. Tapi yang harus kita tanyakan adalah tahukah kita persyaratan untuk bisa menjadi Paskibraka? Benarkah harus WNI? Benarkah tidak diperbolehkan memiliki paspor selain Indonesia? Bisa jadi benar lho... Maka salah satu han yang perlu kita lakukan adalah menengok sistem kerja panitia pemilihan personnel Paskibraka.

Seharusnya screening atas semua persyaratan sudah dilakukan sejak mulai level terkecil, atau level sekolah dan kota misalnya. Semua syarat-syarat seharusnya dicek disana, bukan hanya mengecek fisik peserta misalnya tinggi badan serta ketahanan tubuh saja. Tetapi harus dilihat semua dokumen kelengkapan bakal calon Paskibraka yang mengaruskan murni WNI.

Panduan dari panitia pusat pun hendaknya lebih jelas. Tidak lagi menggunakan asumsi bahwa "ya sudah selayaknya yang menjadi Paskibraka memang WNI..." Tapi harus disebutkan secara jelas dalam persyaratan apa saja yang harus peserta kumpulkan. Bukan tiba-tiba ditengah jalan lalu diberi kejutan seperti ini, yang sudah pasti merugikan sana sini.

Jika terjadi "kelolosan"seperti kasus Gloria ini menurut saya justru panitia pemilihanlah yang harus berbenah diri. Gloria hanyalah korban yang pada akhirnya menuai belas kasih dari berbagai pihak.

Jika disimpulkan maka mulai saat ini peryaratan untuk bisa tergabung sebagai Paskibraka bukan hanya ketahanan fisik yang super baik dan tinggi badan yang mumpuni. Tapi juga dokumen pendukung yang menunjukkan bahwa ia adalah benar-benar WNI asli. Siapa yg harus care? Mulai dari pihak sekolah juga bisa. Tidak mengirim anak untuk mengikuti seleksi jika dia adalah WNA.

(dnu, ditulis sambil makan ketan putih pake kelapa yang endol surendoolllll...., 17 Agustus 2016, 06.59 WIB)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun