Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum Angkut, Refleksi Museum Kekinian Paduan Edukasi dan Hiburan

13 Juni 2019   15:55 Diperbarui: 13 Juni 2019   16:25 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat musim libur lebaran beberapa hari lalu saya menyempatkan mengisi hari-hari dengan asupan hiburan yang beredukasi, salah satu lokasi yang menjadi pilihan adalah Museum Angkut di Batu, Malang. Kurang lebih selama 6 jam saya mengelilingi setiap titik museum, decak kagum tidak henti-hentinya saya sampaikan kepada pengelola museum karena kepiawaiannya mengemas lokasi edukasi dan entertainment ini menjadi begitu menyenangkan. 

Beberapa tahun lalu saya sudah sering mendengar nama "Museum Angkut", beberapa gambar terkait juga pernah saya lihat, saat itu yang ada di benak saya adalah lokasi wisata ini merupakan tempat dipajangnya alat-alat transportasi antik yang hanya sebatas dipamerkan kepada pengunjung, tidak lebih. 

Keinginan untuk berkunjung juga dulu hampir tidak ada, beberapa kali saya berkunjung ke Kota Malang pun Museum Angkut tidak menjadi pilihan destinasi, karena kuat di fikiran saya yakni hanya melihat-lihat kumpulan mobil dan motor saja, tidak ada edukasinya. Saya memang menginginkan sekecil apapun kaki melangkah selalu ada tambahan ilmu yang bisa didapatkan di sana.

Memasuki area pertama dari museum yang cukup terkenal di Kota Malang ini saya sempat bergumam tentang sangkaan kecilnnya area dan sangat tidak seberapa menarik. Di sana saya hanya menemukan jajaran mobil, motor dan helikopter antik dengan tatanan yang saya akui cukup menarik. Usai berfoto di area tersebut, bayangan terhadap museum ini tidak terlalu tinggi, namun ternyata semua itu salah. 

Memasuki ruang demi ruang berikutnya, dari area tertutup sampai area terbuka saya mulai menemukan keasyikan tersendiri bermain di dalam musium yang sebenarnya saya sambil belajar. Apa yang dipelajari? Tentu saja secara umum tentang sejarah alat transportasi di Indonesia bahkan mancanegara. Pengaturan rute dan layout yang menarik membuat pengunjung tidak bosan meniti satu demi satu langkah di area yang sebenarnya sangat luas tersebut. Naik turun tangga, menyusuri jalan-jalan yang penuh dengan sajian-sajian yang menarik benar-benar membuat tidak terasa lelahnya.

Tidak hanya papan informasi tentang sebuah alat transportasi yang dipasang di dekat barang antic yang dimaksud, disediakan pula mini theater untuk pengunjung menyaksikan film sejarah alat transportasi secara umum. Selain itu tersedia pula penyewaan kostum pembalap mobil dan pajangan replika mobil balapnya untuk melengkapi bagi siapa saja yang ingin berfoto layaknya pembalap kelas dunia. 

Beberapa alat transportasi udara seperti pesawat terbang dan helikopter juga tersesaji di museum yang berlokasi di puncaknya Kota Malang ini. Bermain simulator sebagai pilot pesawat tempur juga bisa menjadi pilihan menarik bagi anak-anak yang ingin merasakan bagaimana serunya mengendarai transportasi udara tersebut, dilengkapi dengan monitor yang menunjukkan ke mana arah laju pesawat dan juga deru suara mesin pesawat membuat petualangan semakin menyenangkan.

Di belahan sisi lainnya terdapat semacam menara yang didalamnya terdapat anak tangga untuk pengunjung berkelana ke bagian atas menara sambil melihat pemandangan di sekitar kota. Sambil meniti anak tangga pengunjung dimanjakan dengan sajian edukasi tentang tata surya. Senada dengan kaki melangkah yang semakin ke atas, diberikan pula asupan pengetahuan perihal alam semesta, bumi dan planet lainnya. 

Tidak hanya itu, hamparan wilayah yang merefleksikan Kota Jakarta puluhan tahun silam juga menjadi area yang magnetnya cukup besar bagi pengunjung untuk berswafoto. Ditambah lagi hadirnya karnaval seputar alat transportasi di beberapa jalur tertentu sangat menambah keseruan untuk menghabiskan waktu di sini.

Inilah yang layak disebut sebagai museum zaman now, mengikuti perkembangan zaman dalam pola penyajiannya serta mengikuti pergeseran budaya masyarakat dalam hal kebutuhan rekreasi. Saat ini dikatakan tingkat stress masyarakat sudah lebih tinggi dibandingkan waktu-waktu sebelumnya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah tuntutan hidup yang lebih tinggi sehingga memaksa setiap orang untuk bekerja dibawah tekanan yang lebih keras.

Masih banyak alasan lainnya yang pada akhirnya menyebabkan tingkat kebutuhan manusia untuk beristirahat dan berrekreasi juga menjadi lebih tinggi. Di sini saya melihat Museum Angkut tengah mencoba memberi jawaban terbaik bagi masyarakat agar dapat menyegarkan diri dan fikiran di arena keluarga ini dengan tetap mendapatkan asupan ilmu pengetahuan, dalam hal ini wawasan tentang alat transportasi. Tidak dapat dipungkiri selain perlu memenuhi kebutuhan hidup beruma materi, setiap manusia juga harus menyeimbangkan diri dengan berrekreasi dan menambah pengetahuannya setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun