Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mereka Merindu Kala Nyepi Hadir dan Berlalu

7 Maret 2019   21:07 Diperbarui: 7 Maret 2019   21:38 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat beberapa status teman di media sosial tentang rindunya pada suasana Nyepi, melihat beberapa hamparan foto di media sosial tentang heningnya suasana Nyepi yang diunggah oleh bukan seorang Hindu, saya yang juga bukan perayanya menjadi sedikit ternganga, sebegitu memancing rindunya kah? Mereka begitu merindu saat-saat mulai menutup sejumlah jendela dan ventilasi rumah dengan kardus-kardus agar cahaya tidak tembus. Mereka begitu menikmati pemandangan sepanjang Pulau Dewata yang lengang, tidak ada aktifitas, hanya hembusan angin yang lembut menyapu.

Satu hari menyepi bagi yang tidak merayakan namun berada di Pulau Dewata sepertinya memang membawa dampak positif juga. Sementara penganutnya tengah beribadah di dalam rumah, bagi yang lain mau tidak mau juga harus tetap berdiam di rumah. 

Apa manfaatnya? Satu hari menikmati keheningan dan beristirahat dari sekian ratus hari dalam setahun bekerja dan beraktifitas di tengah hiruk pikuk yang tak terelakkan. Perihal inilah yang juga dapat diambil manfaatnya oleh para bukan peraya Nyepi namun berada di Pulau Bali.

Mengapa bisa merindu? Mungkin ini soal suasana yang sungguh berbeda dari hari-hari biasanya, tentang berdiri di tengah masa tanpa suara, pun cahaya. Mungkin pula soal lingkaran pertemanan yang berbeda keyakinan dan di antara mata yang saling memandang terpancar tingginya toleransi beragama dalam penuh cinta. 

Hal yang tidak kalah pentingnya juga tentang menghormati penganut agama yang berbeda, bagaimana mereka melangsungkan kegiatan ibadah agamanya, dan bagaimana agar mereka dapat leluasa menikmati Hari Rayanya.

Mereka begitu merindu, suasana yang terlalu syahdu. Suara debur ombak di Pantai Kuta yang biasanya beradu dengan dentuman irama musik, hari itu terdengar jelas derunya seakan menyampaikan salam dari semesta agar tetap berdamai selama hidup masih berdampingan. 

Mungkin semua yang bukan seorang Hindu namun pernah tinggal di pulau cantik itu akan selalu merindu, merindukan hari itu saat hanya ada dirimu, hembusan angin, sunset dan sunrise.

#DNU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun