Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyinyir Soal Kotak Kardus, Apa Kontribusimu untuk Negara Sudah Bagus?

17 Desember 2018   21:06 Diperbarui: 17 Desember 2018   21:20 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan tidak bermaksud memihak salah satu kubu, tulisan pendek ini hanya ingin mendudukkan sesuatu pada tempatnya, atau dengan kata lain "biarkan setiap pengampu tanggung jawab bekerja dengan caranya".

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia kini tengah menjadi bahan perbincangan dan tertawaan masyarakatnya sendiri. Perihal yang menjadi pembahasan orang banyak adalah tentang keputusan KPU terkait kotak suara yang akan digunakan pada Pemilu 2019 mendatang yang dibuat dari kardus. Tidak sedikit meme yang beredar di dunia maya yang membandingkan antara kotak suara Pemilu dengan kotak amal atau kotak sampah. Di mana kotak-kotak selain kotak suara dibuat dari kaleng yang kokoh ataupun kayu yang begitu kuat.

Kenyataan ini menjadikan buah bibir masyarakat Indonesia yang mempertanyakan mengapa KPU mengambil keputusan tersebut. Tidak hanya itu banyak yang menyayangkan kesakralan masa Pemilu yang dirasakan turun dikarenakan amat biasanya material penampung kotak suara nanti. Olokan dalam bentuk meme beraneka ragam muncul dan menyebar begitu cepat ke seluruh lapisan masyarakat. Meragukan kinerja KPU hingga menerawang hal-hal apa saja yang akan terjadi akibat munculnya kotak suara kardus ini.

Begitu banyak yang menghakimi, hanya sedikit saja yang mencoba mengerti mengapa KPU mengambil keputusan yang kontroversi. Seakan semua warganet merasa benar dengan pemikirannya dan seakan sungguh paham hal-hal negatif apa yang akan terjadi usai Pemilu nanti. Sungguh pemikiran preventif yang baik namun sayang sekali warganet mungkin lupa berbenah diri.

Kotak kardus diurus, tapi apakah kontribusimu kepada negara sudah bagus? Apa yang sudah kita lakukan untuk negeri? Katanya dengan menghina kotak kardus adalah bentuk peduli pada tanah air ini, tapi sayang sekali kadang kita lupa diri. Mungkin benar kotak kardus memiliki banyak kekurangan, lantas bagaimana dengan diri kita yang tidak pernah upgrade pemikiran agar lebih bijak dalam berkomentar dan melakukan sebuah tindakan.

Ketika memutuskan pembuatan kotak suara dari bahan kardus, KPU tentu sudah memikirkan sekian banyak hal yang menjadi kekurangan dan juga kelebihan. Dibalik sebuah keputusan pasti ada sederet alasan. Usai mencibir lalu kita bisa apa? Memberi masukan pun tidak, hanya celaan saja di sini sana. Lebih baik gunakan kelebihan waktu dan tenaga yang kita miliki untuk melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat bagi diri maupun negeri ini.

Saran saya untuk KPU mungkin dapat dipublikasikan lebih kuat lagi mengenai alasan apa yang melatarbelakangi lahirnya keputusan ini. Jelaskan pula apa saja yang menjadi kelebihan kotak kardus, apa saja yang menjadi kekurangannya, serta sistem pengamanan dan penanganan macam apa yang akan dilakukan berkaitan dengan segala kekurangan sebuah material kardus.

Masih nyinyir soal kotak kardus? Apa kontribusimu untuk negara sudah bagus?

(dnu, ditulis sambil emosi, 17 Desember 2018, 20.55 WIB)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun