Mohon tunggu...
Dewi Murniati
Dewi Murniati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Terbuka

seorang mahasiswa yang ingin kembali menekuni dunia fiksi dengan segala imajinasi dan kreasi tanpa ada sensasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perempuan Berkelas

24 Maret 2023   21:22 Diperbarui: 24 Maret 2023   21:25 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Bertahun-tahun lalu, kaum perempuan telah diangkat derajatnya oleh R.A. Kartini. Pelopor emansipasi wanita, mengangkat kaum perempuan yang dahulu menjadi budak, menjadi kaum paling hina dan tertindas. Kini menjadi kaum dengan semangat tinggi yang tak kalah hebat dengan kaum laki-laki. Banyak kita lihat perempuan muda dengan pendidikan tinggi dan mengantongi berbagai macam prestasi. Orang-orang menyebutnya sebagai alpha woman. Perempuan yang memiliki prinsip, mandiri dan cenderung dominan.

Tapi siapa sangka, jenis perempuan ini seolah menjadi momok menakutkan bagi kaum laki-laki. Mereka menganggap perempuan jenis ini tak memerlukan kehadiran laki-laki. Jika ada laki-laki yang mendampingi perempuan jenis ini, sudah pasti ia akan tertindas, katanya. Jika dipikir secara umum, baik laki-laki maupun perempuan berhak untuk punya cita-cita, bukan? Lalu apa salahnya menjadi perempuan yang sedikit berkelas?

Kita dapat mencontoh aktris multitalenta bernama Maudy ayunda. Perempuan lulusan Oxford University dengan predikat Cumlaude. Perempuan cantik dengan pendidikan tinggi, mampu  berakting, dance bahkan menyanyi. Public sempat dikejutkan pula dengan kabar pernikahannya dengan lelaki berdarah Korea, Jesse Choi. Lelaki yang dinilai sepadan dengan Maudy Ayunda.

Berbicara soal prestasi, tak hanya seputar pendidikan atau medali. Misalnya saja perempuan yang tengah ramai di social media karena kelihaiannya dalam mengurus anak kedua dari pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slafina. Yup, Rini Perdiyanti atau yang kerap disapa Sus Rini. Perempuan yang berprofesi sebagai baby sitter. Lalu apa yang membuatnya terkenal? Sosok perempuan yang mengispirasi para orang tua tentang mendidik seorang anak keciil tanpa harus membentak atau marah-marah seperti ibu pada umumnya. Memiliki banyak pngalaman tentang mengurus anak kecil mengantarkannya pada kesuksesan untuk menghidupi anak-anaknya.

Dua contoh perempuan sukses itu menjadi jawaban, bahwa perempuan dengan pencapaian tinggi bukan berarti tak bisa punya pasangan, pun bukan berarti perempuan arogan dan seenaknya sendiri. Bagi laki-laki, perempuan yang tergolong mandiri mempunyai karakter keras (sulit menerima masukan), tidak mau mengalah dan bersikap seenaknya. Bahkan mereka mengangap perempuan jenis ini dapat menjatuhkan kewibawaan seorang laki-laki, benarkah? Tentu tak sepenuhnya begitu. Sama seperti lelaki, perempuan pun tak semua sama. Terkait sifat keras kepala dan tidak mau mengalah, itu tergantung pada masalah yang mereka hadapi.

Ketahuilah bahwa perempuan merupakan makhluk yang lembut perasaanya. Ketika sudah jatuh hati pada seorang lelaki, perempuan cenderung menggunakan hatinya daripada akalnya. Baik laki-laki maupun perempuan akan melakukan apapun demi menyenangkan hati pasangannya.

Sebagai laki-laki tak perlu membuat stigma negative yang menyudutkan pencapaian perempuan. Jika memang bukan tipe anda, segera tinggalkan. Layaknya laki-laki, perempuan pun mesti memantaskan diri. Memastikan bahwa kita bukan perempuan yang lemah dan mudah dibodohi. Sebab jika benar seorang perempuan itu berkelas, ia akan menyesuaikan diri dengan pasangannya, melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. 

Sebab ilmu yang didapatkan oleh perempuan ini bukan untuk menindas kaum lelaki. Melainkan menunjukkan bahwa ia adalah perempuan yang pantas untuk dijadikan istri. Karena sudah memahami apa saja yang harus ia patuhi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun