Mohon tunggu...
Dewi Murniati
Dewi Murniati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Terbuka

seorang mahasiswa yang ingin kembali menekuni dunia fiksi dengan segala imajinasi dan kreasi tanpa ada sensasi.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Jelang Ramadhan, Pasar Tradisional atau Supermarket?

23 Maret 2023   20:02 Diperbarui: 23 Maret 2023   20:14 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Sudah barang tentu tiap tahunnya beberapa bulan menjelang  puasa ramadhan barang-barang kian melonjak dari harga awalnya. Berdasarkan pengalaman pribadi, contohnya saja pada salah satu supermarket di wilayah Tarakan. Harga beras jenis surya Nusantara untuk kemasan 20kg yang semula berkisar antara harga Rp. 220.000-Rp. 223.000 kini melompat jauh hingga harga Rp. 260.000-Rp. 270.000 tiap karungnya. 

Sedangkan telur untuk harga pasar di wilayah Tarakan kini berkisar antara harga Rp. 54.000-Rp. 68.000 untuk tiap rak (berisi -+ 25 butir) tergantung besar kecilnya. selain itu, harga telur yang dijual pada supermarket yang sama, senilai Rp. 24.500 per pack berisi 10 butir telur berukuran sedang. Hal ini pun cukup selaras dengan data BPS mengenai kenaikan harga menjelang ramadhan tahun ini.

Berdasarkan data BPS, pada Februari 2023, perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nasional tahun ke tahun sebesar 5,93 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga tahun ke tahun (y-on-Y) pada Februari 2023 antara lain: Telur ayam ras, Beras dan rokok kretek dengan filter, Bensin, Solar, dan Tepung Terigu. (sumber: bps.go.id)

Adapun upaya yang mesti dilakukan pemerintah guna mengatasi kenaikan harga yang begitu drastis diantaranya:

  • Pemerintah melakukan operasi pasar guna menekan harga kebutuhan pangan. Sudah barang tentu hal ini dilakukan tiap tahunnya guna mencegah oknum nakal yang menaikkan harga seenaknya. Hal ini dapat meringankan sedikit beban masyarakat terhadap kenaikan bahan pangan.
  • Disamping itu, hendaknya pemerintah pun mengawasi tempat-tempat yang memproduksi ataupun menjual bahan pangan guna mencegah adanya penimbunan stok yang makin memperparah kenaikan harga bahan pokok tersebut.

Sedangkan bagi masyarakat adapun upaya untuk mengatasinya antara lain:

  • Membeli bahan pokok sesuai dengan kebutuhan, tidak melebihi kapasitas apalagi sampai menimbun stok terlalu banyak untuk kepentingan pribadi.
  • Mengganti pemakaian beberapa bahan seperti penggunaan minyak goreng. Untuk masakan tumis, sebaiknya menggunakan mentega sebagai pengganti minyak. Pun tidak menggunakan minyak terlalu banyak saat menggoreng ikan. Sebab, minyak bekas menggoreng ikan biasanya berbau dan hanya dapat digunakan untuk menggoreng cabai/lombok, tomat, bawang dan sejenisnya.
  • Membeli bahan yang dapat digunakan dalam jangka panjang atau awet ketika disimpan di kulkas. Seperti ikan, ayam, telur yang sudah dibersihkan/dibumbui, atau mungkin makanan instant sepeti nugget dan mie.
  • Bagi kalian yang suka menanam, cukup sediakan lahan kecil atau pot di pekarangan rumah untuk menanam cabai sendiri. Sebab, cabai merupakan tanaman yang cukup mudah untuk ditanam sediri, pun tak terlalu rumit dalam mengurusnya. Sebagai cara untuk mendapatkan cabai, paling tidak cara ini dapat menekan biaya untuk membeli cabai tiap bulannya.

Baik pasar tradisional maupun supermarket memiliki keunggulan tersendiri. Semua tergantung pada jumlah kebutuhan dan pengaturan kita terhadap kebutuhan tiap bulannya. Di pasar tradisional mungkin kita bisa mendapatkan bahan pangan yang segar dengan harga yang cukup terjangkau dibandingkan supermarket. Sedangkan supermarket, tersedia berbagai bahan pangan instant. Dengan waktu kunjungan yang bisa sampai malam bagi mereka yang tidak sempat ke pasar pagi.

Adapun untuk menekan sedikit kenaikan harga, yang makin hari makin tinggi. Membuat masyarakat mesti putar otak untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adanya upaya-upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat setidaknya dapat mengurangi sedikit beban mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun