Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Persatuan dan Sejarah Kita

30 Oktober 2021   14:37 Diperbarui: 30 Oktober 2021   14:39 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik etis yang diluncurkan pemerintah Belanda pada tahun 1901 adalah cikal bakal kebangkitan harga diri bangsa kita. Sebelumnya, bangsa kita yang disebut oleh penjajah kolonial Belanda sebagai kaum bumi putra di Hindia-Belanda sangat teraniaya oleh berbagai upaya yang dilakukan oleh Belanda.

Mereka tidak saja mengeruk kekayaan alam Nusantara tapi juga sumber daya manusia. Kita ingat politik tanam paksa dan kerja paksa sangat menyengsarakan kaum Bumiputera. Karena itu beberapa politikus dan reporter Belanda yang mengetahui sepak terjangnya Belanda sejak VOC mengemukakan bahwa sepatutnya Belanda membuat program untuk kesejahteraan warga di Hindia Belanda karena selama ini Belanda termasuk VOC memperoleh keuntungan. Di Eropa saat itu, Belanda dikenal sebagai negara yang sangat kaya.

Ratu Wilhelmina kemudian menetapkan politik balas Budi itu mencakup irigasi, transmigrasi dan edukasi. Nah bidang edukasi inilah merupakan pintu masuk penting bagi Indonesia. Sekolah rakyat dibuka. Beberapa kalangan Bumiputera yang beruntung bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi sampai HBS, MULO dan lainnya.

Pendidikan ini kemudian membawa kesadaran bahwa berjuang melalui otak, organisasi dan negosiasi amat penting. Sungguh tak terbayangkan bahwa kita harus berhadapan dengan VOC dan pemerintah Belanda berabad lamanya. Begitu banyak pengorbanan yang sudah dilakukan. Tidak ada yang benar-benar berhasil karena perjuangan bersifat sporadis, dan cenderung hanya memperjuangkan kepentingan lokalitas saja. Perjuangan yang seperti sangat rentan dengan pelemahan oleh pihak lain apalagi jika hanya bersifat fisik yang mudah patah dengan peralatan perang yang lebih modern seperti pistol, bom dll.

Sumpah Pemuda adalah titik penting dimana kesadaran untuk bersatu adalah satu satunya cara melawan musuh yang lebih kuat dan digjaya. Di titik ini muncul kesadaran untuk berserikat, berkumpul, menyatukan diri, meski kita terpisah oleh jarak yang sangat jauh, perbedaan sifat dasar (karena berbeda etnis), berbeda bahasa dan warna kulit, juga berbeda keyakinan. Kemauan bersatu dalam Sumpah Pemuda itu karena kita sadar bahwa hanya dengan bersatu, relatif mudah untuk menghadapi musuh. Hal itulah yang terjadi sampai pada proklamasi kemerdekaan.

Dalam sejarah mungkin kita juga bisa pahami dan belajar bahwa perjuangan sulit itu akhirnya terlampaui dengan tekad yang maha dahsyat.

Karena itu, peringatan Sumpah Pemuda kali ini haruslah membuat kita sadar bahwa sangat riskan jika kita merusak segala upaya pendahulu kita untuk berjuang termasuk kesadaran untuk bersatu sebagai bangsa.

Cara berfikir dengan menggunakan ideologi transnasional sama dengan merusaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun