Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tahun Baru, Kita Jangan Jalan di Tempat

2 Januari 2020   00:07 Diperbarui: 2 Januari 2020   00:04 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita masuk 2020. Satu angka yang terlihat baik dan seperti banyak orang di dunia, masuk ke tahun baru artinya kemungkinan untuk mendapat harapan yang lebih baik terbentang lebar. Harapan itu bisa dalam hal ekonomi, sosial kemasyarakatan atau hal lainnya.

Bagi negara, tak ada yang lebih baik jika bisa menyejahterakan rakyatnya melalui program-program pembangunan yang dicanangkannya. Entah dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan maupun pertambangan dan beberapa bidang lainnya.

Indonesia juga begitu. Berharap agar apa yang sudah dikerjakan selama ini dapat memberikan manfaat untuk rakyat yaitu membuat mereka sejahtera dari sebelumnya. Negara yang sudah merdeka nyaris satu abad ini seharusnya sudah bisa mensejahterakan penduduknya. . Bukankah kita dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa banyak dan besar. Kata koesplus tongkat kayu jika dilempar ke tanah bisa jadi tanaman.

Tapi apa yang terjadi adalah pendapatan negara kita nyaris selalu dibawah Singapura, Malaysia Brunei Darusalam, bahkan Thailand. Indonesia hanya sedikit diatas Filipina dan Vietnam dam hal PDB (Product Domestic Bruto) ; suatu hitungan khusus untuk menilai pendapatan perorang dalam setahun dalam sebuah negara.

Coba kita lihat data PDP negara-negara di ASEAN pada tahun 2017 yang diambil dari situs Trading Economics, dimana PDB Indonesia hanya mencapai 4.131, sedangkan Singapura, Brunei, Malaysia, Thailan  berturut-turut adalah 55. 236, 31.440, 11.521, Thailand 6.126. Semuanya dalam US $. Sedangkan Filipina mencpai 2.891.

Sedangkan pada tahun 2018, secara rankin tidak berubah, namun angkanya berubah. Singapura, Malaysia dan Thailand melakukan lompatan untuk PDB nya, sedangkan Indonesia hanya meningkat 100 US $. Kita lihat datanya berdasarkan urutan negara yang sama dengan di atas : 58.247, 31.443, Malaysia 12.100, 6.362,sedangkan Indonesia mendapat raihan PDB sebesar 4.284 atau meningkat sekitar 100 point.

Mungkin ada yng tidak tepat dengan strategi ekonomi kita karena keinginan mensejahterakan rakyat belum terpenuhi dengan baik alias jalan di tempat. . Dibandingkan dengan Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand mungkin ada beberapa hambatan yang harus disesuaikan agar masyarakat kita tidak terus menerus menemui kesulitan.

Track bidang ekonomi ini sebenanrnya adalah ilustrasi untuk menerangkan sisi sosial kemasyarakat dan ideology kita. Mungkin sisi ideology kita berkembang dengan pesat tetapi sisi sosial kemasyarakatan kita mengalami hambatan sehingga wajah sosial kemasyarkatan yang seharus menggambarkan keberagaman an pluralism Indonesia, selama beberapa tahun ini tidak tampak.

Sikap intoleransi, radikalisme semakin berkembang pada masyarakat kita dimana pemantiknya adalah para tokoh masyarakat dan tokoh politik yang memakai issue agama untuk mendapatkan suara dalam pesta demokrasi di negara kita. Sehingga perkembangan sosial kemasyarkatan kita terganggu.

Masalah masalah yang seharusnya sudah usai dibincangkan beberapa puluh tahun lalu, dibincangkan lagi seperti soal perbedaan keyakinan, etnis dan sebagainya. Sehingga kematangan pluralism kita menjadi tak ada artinya alias jalan di tempat.

Karena itu mungkin mulai sekarang kita bisa review lagi hal-hal yang membuat kita jalan di tempat terutama di bidang politik dan sosial kemasyarakatan. Dengan begitu kita bisa memperbaiki diri dan di tahun 2020 kita mampu melangkah ke depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun