Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersaing Kesatuan dengan Majapahit

27 Agustus 2019   15:39 Diperbarui: 27 Agustus 2019   15:55 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majapahit kita kenal sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah yang bisa menyatukan Nusantara. Saat itu para pendatang dari banyak wilayah dunia melihat Majapahit dengan segan. Tak hanya itu wilayah-wilayah yang berada di Nusantara dan sekitarnya cukup menyegani kekuatan dari Majapahit. Kharisma dari sang Patih Gajahmada untuk menyatukan nusantara dapat menghantarkan wilayah-wilayah itu dalam kesatuan Nusantara.

Tekad Gajah Mada itu kemudian dituangkan dalam Sumpah Palapa yang berbunyi "Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Butuni, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa". Sampai sumpahnya itu berakhir karena nusantara sudah berhasil dipersatukan olehnya.

Nusantara melalui Majapahit menyatukan diri memang tak main-main karena pada zaman itu bentuk-bentuk komunikasi dan perjanjian dalam konteks yang longgar sekali. Belum ada perjanjian yang tertulis dan mengikat yang di dalamnya ada aturan-aturan tertentu. Nusantara yang dipersatukan oleh Gajah Mada berasal dari keinginan untuk menyatukan diri.

Keinginan untuk bersatu dan kekuatan dari masing-masing wilayah ini adalah modal terbesar dari Majapahit. Karena dalam tataran lapangan, wilayah-wilayah itulah yang ingin menyatukan diri dalam bingkai kerajaan Majapahit. Salah satu sebabnya karena wilayah-wilayah kecil itu merasa terganggu dengan serbuan wilayah-wilayah di luar nusantara sehingga wilayah itu tdak sempat untuk membangun dirinya. Padahal keadaan stabil, aman dan damai diperlukan wilayah itu bisa maju.

Sehingga Majapahit dipilih karena kerajaan itu punya kekuatan cukup sehingga wilayah itu bisa "bersandar" pada kekuatan Majapahit. Semisal, ada kekuatan dari China datang  ke suatu wilayah selama beberapa kali dalam setahun dan kedatangannya itu disertai dengan satu paksaan untuk menyerahkan hasil bumi dalam jumlah cukup banyak. Tak hanya itu, mungkin saja wilayah kecil ini harus menyerahkan beberapa pemuda untuk dibawa oleh mereka disertai dengan ancaman padahal pemuda ini diperlukan untuk mengolah sawah atau kegiatan produktif lainnya.

Karena itu wilayah kecil-kecil yang mungkin jauh dari pusat pemerintahan Majapahit dan sering mengalami gangguan seperti ini akan memilih bergabung dengan Majapahit yang menawarkan kedamaian dan ketentraman.

Bila kita aplikasikan dengan keadaan masa kini, Indonesia adalah ibarat Majapahit masa kini. Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara dan Bali adalah wilayah-wilayah yang ada di Nusantara dan diikat dalam satu negara Indoensia. Indonesia menawarkan kedamaian meskipun sebagai bangsa dia juga menghadapi tantangan yang merupakan riak-riak kecil yang bisa dikendalikan.

Bisa saja orang asing mengancam untuk meneror atau membuat satu wilayah tak aman. Bisa saja ujaran-ujaran di media sosial membuat kita marah terhadap wilayah lain atau bahkan ingin menyerangnya. Bisa saja kita memusuhi anak-anak atau mahasiswa yang berasal dari wilayah lain dengan ujaran-ujaran yang tak layak, tapi karena bangsa ini sudah berkomitmen dalam satu kesatuan bangsa Indonesia maka hal itu akan diatasi secara bersama-sama oleh bangsa Indonesia.

Percayalah apapun alasannya, Indonasia adalah pilihan terbaik untuk menyatukan diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun