Mohon tunggu...
Putri Dewi
Putri Dewi Mohon Tunggu... Seniman - Pengajar, Penari dan penulis puisi

Menulis adalah jiwa yang berkembang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Berkicau di Dahan Kehidupan

1 Juli 2020   13:00 Diperbarui: 1 Juli 2020   13:02 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:www.bing.com

Kecerahan pagi menggores sudut-sudut jagad raya, membentuk bingkai memukau berwujud sinar emas.
Iringan kicau bersahutan melunakkan jiwa yang keras.
Memekak hingga kristal-kristal bening berjatuhan menembus batu.
Yang terjadi dalam jutaan abad sejak keindahaan itu dijadikanNya.

Kicauan indah yang berbunyi bak dentingan panjang lonceng perunggu penghantar keheningan,
melembutkan irama detak jantung yang sebelumnya bergejola, berambisi menaklukkan jiwa-jiwa.
Bebunyian sederhana yang mampu menyentuh diri, menjadi perenungan panjang arti sebuah perjalanan nafas.
Parjalanan yang singkat, di atas dahan-dahan yang bersuara ringkih.
Menjadi kendali pada diri dalam berpijak.

Kebebasan didapat selama mata masih mencari keindahan.
Bebas  menentukan kemasan dalam dualitas.
Bebas mengolah rasa di setiap nuansa tersaji.
 Rasa penabuh menjadi penentu suatu keindahan bunyi.

Hasrat berlebih memekakkan rongga-rongga nadi, sebagai pemicu bencana.
Ketenangan terwujud dari denting yang ditabuh dalam kesunyian.
Berkicaulah dengan syahdu bagai insan yang tersenyum di bilik pertapaan.
Berkicaulah dengan tetap  dalam tapak kearifan semesta.

yk.01.07.20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun