Mohon tunggu...
Putri Dewi
Putri Dewi Mohon Tunggu... Seniman - Pengajar, Penari dan penulis puisi

Menulis adalah jiwa yang berkembang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Alunan Kecapi Malam

30 Mei 2020   19:54 Diperbarui: 30 Mei 2020   19:44 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemulai lentik jari menggeliat              Menguasai alunan kidung malam itu
Kelentikan jemari memetik jiwa-jiwa yang terpikat
Terpana pada kesejukan ruh yang bermain rasa nan syahdu

Kekasih tiba dalam kelengahan nuansa malam beraroma dupa
Menyaksikan petikan-petikan jiwa penggugah insan merana dalam kelam
Senyuman lega mampu memabukkan para insan rupawan pemikat dunia
Ukiran bibir merah nan ranum sengaja ia tampakkan, demi pesan-pesan dalam temaram

Sang kekasih mendekat dalam ketenangan
Membisik kata penuh makna kehidupan
Kecemburuan dunia membakar hangus makhluk bergigi ganas
Hingga ia mencoba menelan dengan bringas

Rupanya, alunan kidung-kidung sepanjang kegelapan dunia, mampu membangkitkan asmara para makhluk
Hasrat menguasai kelentikan jemari kecapi menjadi-jadi
Sang Kekasih berbisik lirih, bergetar hingga nadi
Hingga boleh kembali dalam lindungan semesta

Larik-larik lentur bunyi nada kecapi, telah sampai pada tahta tertinggi Maha Agung
Bersama kelentikkan pesona jemari terindah bersukacita
Sepanjang nafas beradu di dunia semu,
Petikan kecapi merajai setiap gores ingatan duniawi

Yogya. 30.05 20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun