"Ia seperti Mutiara, didapatkan dengan cara yang tidak mudah, sekalipun mudah, akan sulit ketika merawatnya hingga menjadi Mutiara yang tidak terbilang murah"_maniaksenja_
Anak itu adalah emas, perhiasan berharga yang dijaga dan dirawat dengan sempurna oleh pemiliknya. Hanya saja anak dibekali akal untuk dapat di isi oleh berbagai pengajaran serta pengalaman.
Seperti halnya yang sering kita dengar, bahkan sangat sangat familiar. Apa itu? Ketika seorang anak lahir, ia adalah kertas kosong. Tak bertuliskan walau hanya setitik. Kemudian diperlukan beberapa bahkan boleh sebanyak-banyak, yakni anak diberikan pengetahuan, wawasan dan pengajaran yang lainnya.
Penting halnya jika itu juga merupakan ajaran tentang moral. Seperti judul yang saya tuliskan, ketika anak dilahirkan ia tidak memiliki moral atau istilahnya imoral. Akan tetapi, walaupun awalnya seperti itu anak memiliki potensial yang dapat dikembangkan. Apa alasannya?
Karena pengalaman anak terhadap interaksinya dengan orang lain, contohnya orangtua, keluarga, saudara, teman, sahabat, masyarakat dan orang lain lainnya. Darisanalah anak memahami tentang perilaku mana yang baik dan perlu dikerjakan, serta tingkah laku mana yang buruk dan perlu di tinggalkan. Seiring berjalannya perkembangan sosial yang dilewati anak-anak kala itu, berkembang pulalah moral anak.
Apa itu moral? Â Dalam kamus besar bahasa Indonesia moral memiliki arti (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila.Â
Mengenai hal itu moral perlu dikembangkan, seperti yang sebelumnya saya tuliskan bahwa anak yang terlahir itu immoral/amoral/nonmoral, yang artinya tidak mempunyai hati nurani, atau skala nilai. Sebab kemuliaan manusia itu berada pada seberapa tinggi moralnya, bukan harta, fisik, atau yang terlihat dari luar saja.
Sebelum lebih jauh akan pembahasan ini, mari dimengerti dulu apa itu perkembangan moral. Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan atau konvensi mengenai apa yang seharusnya di lakukan oleh manusia dalam interkasinya dengan orang lain (Santrock, 1995).
Perkembangan moral yang terjadi pada setiap manusia khususnya anak-anak tidak terjadi dengan begitu saja. Teori yang terlibat dalam perkembangan moral ini ialah teori psikoanalisa. Kemudian teori psikoanalisa membagi menjadi tiga struktur kepribadian manusia, yakni id, ego, dan superego.