Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillaahirrahmaanirrahiim

Semangat Bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajarku, Bahagia Orangtuaku

2 Oktober 2020   11:19 Diperbarui: 2 Oktober 2020   11:20 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bobo.grid.id/

“pemandangan paling indah di bawah bentangan langit berbintang  adalah ketika melihat ibu dan ayah bahagia”

Sebenarnya apa itu belajar? Mengapa kita harus belajar?
Seorang sahabat Rasulullah SAW yaitu Umar Bin al-Khathab pernah berkata “didiklah anak-anakmu dengan pengajaran yang baik kaerna ia diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu.”

Hadits tersebut memang benar. Anak merupakan generasi penerus yang kelak akan menggantikan posisi kepemimpinan masa kini.
Dalam hal tersebut belajar sangat diperlukan dalam menciptakan generasi penerus yang memiliki jiwa kepemimpinan yang unggul dan dapat membawa perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.

Saat itu saya sedang berada di dalam rumah, mendengar obrolan anak dengan ibunya yang rumahnya bersebelahan dengan saya, dimana saya mendengar percakapan mereka.

“nak waktunya belajar…”
“yaaah…aku lelah bu…mesti belajar terus”

Sering sekali mendengar anak mengeluhkan tentang belajar, entah mereka bosan atau lelah itu bagaimana orangtua menanggapi dan menemukan cara terbaik dalam pembelajaran.

Dalam hal ini sampaikan kepada anak
“nak kalau kamu belajar ibu bahagia lhooo”
“dengan kamu belajar ibu juga semakin bangga denganmu nak..”

Ucapan-ucapan maupun tutur kata seorang ibu yang mampu perlahan meluluhkan hati anak. Tetapi, ada pula seorang anak yang belum menerima tutur kata tersebut. Yang terpenting ialah orangtua tetap sabar. Bahwa proses dalam mendidik anak itu harus pelan-pelan, dan kunci utama tetaplah kesabaran. Namun ada pula yang begitu semangat belajar. Tanpa menunggu perintah maupun ajakan.

Mendidik anak untuk menjadi apa yang orangtua inginkan itu tidak mudah. Sebab jika salah mendidik anak bisa menyebabkan bahaya permanen. Misalnya, fitrah anak yang belum sekolah itu selalu bertanya, bertanya dan harus ada jawabannya. Jika tidak pastilah anak akan selalu bertanya hingga jawabannya mampu diterima oleh akal pikiran anak. Maka apabila dipatahkan pertanyaannya dia akan menjadi pendiam. Begitu juga dengan anak-anak berbuat sesuatu, meskipun salah jangan disalahkan. Tetapi berilah ia petunjuk.

Pertimbangannya, anak-anak yang disalahkan begitu ketika melakukan kesalahan anak-anak itu akan menjadi takut dan pendiam. Pada gilirannya nanti anak tersebut menjadi tidak berani mengambil resiko, kondisi ini akan dibawa anak sampai dewasa ketika mengambil sikap terhadap suatu persoalan dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun