Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tularkan Semangat Anti Buku Bajakan

25 Agustus 2021   21:26 Diperbarui: 25 Agustus 2021   21:26 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teteh membeli buku di toko buku Gramedia agar mendapat buku original.

Koleksi Buku Langka Warisan Bapa dan Nasihat Anti Buku Bajakan

Sejak SD aku sudah rajin ke perpustakaan sekolah. Sewaktu SMP dan SMA, aku melebarkan sayap dengan menjadi anggota perpustakaan daerah. 

Waaaah ... Senangnya bisa membaca beragam buku tanpa harus membeli. Maklum kan uang saku terbatas. Bapa juga menyarankan agar aku lebih sering ke perpustakaan terutama saat liburan sekolah.

Dibawah Bendera Revolusi adalah koleksi buku langka, warisan dari Bapa.
Dibawah Bendera Revolusi adalah koleksi buku langka, warisan dari Bapa.
Satu buku langka yang ada di rak perpustakaan rumahku adalah buku berjudul Dibawah Bendera Revolusi karya Soekarno. Sampul biru dongker dengan tulisan berwarna keemasan. 

Kertasnya sudah usang menguning. Buku cetakan ketiga ini diterbitkan tahun 1964. Sudah lebih dari 50 tahun ya umur bukunya. Adakah teman pembaca yang punya koleksi buku ini juga ?

Buku ini asli bukan bajakan. Bapa berkisah tentang cara memperoleh buku ini dari sahabatnya saat beliau sedang kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indoenesia era tahun 65-an. Bapa menjadi aktivis mahasiswa pada saat itu. Aku mendapat nasihat dari Bapa bahwa kita harus menghargai karya orang lain. Tidak mudah bisa melahirkan sebuah karya seperti buku yang berisi kumpulan tulisan selama bertahun-tahun dengan pengorbanan harta bahkan jiwa.

Dibawah Bendera Revolusi adalah buku fenomenal yang menghimpun tulisan-tulisan Soekarno pada masa penjajahan Belanda (1917 -- 1925) dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1959 oleh sebuah Panitia Penerbitan di bawah pimpinan H. Mualliff Nasution. 

Pada tahun 1963 buku monumental itu mengalami cetak ulang yang kedua dan hanya dalam waktu dua minggu sudah habis terjual. Tidak mengherankan setelah itu pencetakan kembali dilakukan setiap tahun. 

Terakhir kali, tahun 1965 buku itu untuk keempat kalinya dicetak ulang. Ini menunjukkan bahwa keinginan rakyat Indonesia untuk memiliki buku itu sangat besar. (Sumber: https://id.wikisource.org/wiki/Dibawah_Bendera_Revolusi). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun