Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Warna-warni Pekerjaan Perempuan di Keluargaku

14 April 2021   17:16 Diperbarui: 14 April 2021   19:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menilik sejak masa Nenek dari Mamahku (aku memanggilnya Eni), seorang guru bahkan Kepala Sekolah di era tahun 50-an. Eni adalah lulusan sekolah Kepandaian Putri, tinggal di Kabupaten Kuningan. Nenek dari Bapakku (aku memanggilnya Ibu) yang lahir tahun 1920 seorang petani di kaki gunung Ciremai yang pandai membaca dan menulis.

Eni memiliki satu kakak perempuan yang bekerja sebagai bidan di Kabupaten Cirebon. Adik Eni ada yang menjadi perawat dan juga guru. Mengapa di masa itu mereka sudah bisa melakukan pekerjaan yang memerlukan pendidikan khusus ? Tidak lain, karena Ayah mereka juga seorang guru yang sangat memperhatikan pendidikan putri-putrinya. Aki Rongkah memiliki 9 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Seluruh anak perempuannya mendapatkan pendidikan yang baik pada masa itu.

Mamahku lulusan Paskasarjana bidang hukum. Menjalani profesi sebagai  dosen di Fakultas Hukum Unswagati, kota Cirebon. Beliau baru sekitar 3-4 tahun lalu pensiun. Mamah juga seorang pengacara. Selain menjadi dosen, Mamah memiliki pendidikan di bidang kecantikan, bahkan pernah punya salon. 

Aku lima bersaudara, dengan 4 orang adik perempuan dan 1 orang adik laki-laki. Mamah dan Bapak memberikan kami kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang baik. Memberi contoh teladan, bahwa dengan pendidikan dan akhlak yang mulia akan menjadi manusia yang berguna -bermanfaat bagi sesama apapun profesinya.

Aku lulusan arsitektur ITB dan magister manajemen, menjadi dosen di UCIC Cirebon. Adikku yang juga lulusan magister manajemen dari Unsoed menjadi manajer di sebuah Bank. Adik pangais bungsu bekerja sebagai dokter di Puskesmas kota Cirebon, dia adalah lulusan magister kesehatan UI. Adik bungsu lulusan magister manajemen Unsoed, juga memilih menjadi dosen di Unpak kota Bogor. Oya ... Adik iparku (istri adik laki-lakiku) adalah dokter di sebuah rumah sakit di kota Depok, dia lulusan magister rumah sakit UMY.

Ibu mertuaku memiliki pekerjaan sebagai dokter spesialis penyakit dalam di RS Muwardi. Beliau selain menjadi tenaga kesehatan juga memiliki Yayasan yang bergerak dibidang sosial, selain pernah menjadi bendahara di MUI kota Solo. Kakak iparku seorang dokter spesialis radiologi dan juga dosen di UNS Solo. Sedang kakak dan adik ipar lainnya adalah pengusaha UMKM bidang kuliner di Gresik dan Jakarta.

Patut bersyukur tentunya, kami keluarga besar yang bisa mendapatkan akses pendidikan dengan baik. Kami pun bisa menjalankan pekerjaan dan profesi sesuai dengan bidang masing-masing. 

Kendala tentu banyak, namun sekali lagi dalam menjalankan amanah tentu kita harus profesional, berdedikasi tinggi, memiliki kepribadian yang baik, bertanggung jawab, dan jujur. Tidak laki-laki : tidak juga perempuan, dalam konteks berinteraksi dengan sesama rekan kerja / kolega tentu akan ada juga pergesekan.

Bila mampu menyelesaikan masalah dengan cara bijak tentu tidak akan menjadi masalah itu berlarut-larut. Memang banyak terjadi pekerja perempuan mendapatkan diskriminasi, pelecehan, dan tak terpenuhi hak-haknya. Ini tugas perusahaan, serikat buruh, dan negara untuk menegakkan peraturan yang anti diskriminasi tentunya. 

Undang-undang ketenagakerjaan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Bila ada kasus hukum, ya harus ditindak sesuai Undang-undang yang berlaku. Kita ini negara hukum bukan ?

Aku berharap akan makin terbuka dan mudah akses pendidikan untuk semua. Terutama untuk perempuan. Yang tinggal di daerah yang sulit terjangkau informasi dan sekolah. Pemerintah masih harus terus meningkatkan layanan pendidikan bagi rakyat Indonesia. Kesempatan mendaptkan beasiswa atau bantuan pendidikan harus semakin luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun