Kejadian ini menimpa suami pada suatu hari di bulan Ramadhan sepuluh tahun silam. Kurma yang akan dimakan saat sahur ternyata berubah (lebih tepatnya berganti) jadi kecoa. Ceritanya begini ...
Waktu berbuka telah tiba. Suamiku yang sedang menempuh kuliah pascasarjana di kampus jalan ganesha 10 harus jadi anak kos. Kebiasaan suami adalah minum air putih beberapa teguk lalu menyantap kurma tiga buah bersama teman-teman kosnya. Entah mengapa ? Kali ini suamiku berkomentar ... 'Kurmanya kok kayak kecoa ya ?' Tentu komentar humor itu menjadikan gelak tawa seisi ruangan. Komentar lainpun bermunculan seputar makanan dan minuman. Dan lagi-lagi lelucon itupun memancing gelak tawa.
Selepas shalat tarawih, suami masih harus menyelesaikan berbagai tugas kuliah. Tidurpun saat malam sudah larut. Akibatnya saat sahur, suamiku bangun mepet waktu subuh. Tinggal beberapa menit saja. Pilihan menu sahur paling praktis adalah minum air putih dan makan kurma. Sepiring kurma masih ada di meja makan. Masih terbawa kantuk, tangan suami mengambil satu kurma. Lalu, kurma kedua ... Kok agak beda ya ? Penasaran. Didekatkan kurma agar terlihat jelas. Agak berbulu dan ... Loh! Ada kaki dan sayapnya. Masya Allah ... Kecoa!
Jijik ... Langsung dilempar kecoa yang sudah mati itu. Mual rasanya. Duh ... Terbayang tadi kurma pertama yang dimakan bisa jadi sudah digerayangi kecoa. Hi ... Kurma berubah jadi kecoa ? Tidak mungkin, bukan ? Namun ... Suamiku langsung membaca istighfar : 'Astaghfirullah al'Adzim ... Ampuni aku yang telah menghina kurma serupa kecoa'. Adzan subuhpun berkumandang. Kali itu suamiku hanya makan sebuah kurma dan beberapa teguk air putih.
Kejadian itu sempat membuat suami mogok makan kurma beberapa hari. Hikmah kejadian ini adalah jangan pernah sekalipun menghina makanan. Tak elok pula bila makanan menjadi bahan olok-olok. Bila tak suka rasanya, janganlah mengatakan makanan ini tidak enak. Bisa jadi lidah dan selera kita saja yang tidak cocok. Toh ... Ada orang lain yang suka dan mengatakannya lezat.Dan tentu Allah Yang Maha Terpuji telah menciptakan makanan dengan sempurna untuk kebaikan manusia. Subhanallah ...
Ini cerita ramadhanku ... Apa ceritamu ?
Jangan pernah sekalipun menghina makanan. Bila tak suka rasanya, janganlah mengatakan makanan ini tidak enak. Bisa jadi lidah dan selera kita saja yang tidak cocok. Toh ... Ada orang lain yang suka dan mengatakannya lezat.