Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Money

Jadi Orangtua Perlu 'Megaskill of Leadership'

21 Januari 2011   04:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidaklah pantas kita jadi orangtua asal-asalan, apalagi jadi-jadian (sekedar asal jadi, cuma karena punya anak). Orangtua (baik Ibu maupun Ayah adalah pemimpin di dalam keluarga).
Menjadi pemimpin keluarga sudah seharusnya memiliki apa yang disebut ‘Megaskills of Leadershif’ yang dikemukakan oleh Burt Nanus (baca buku The Leader’s Edge karya Burt Nanus). Lalu sifat dasar kepemimpinan juga perlu dimiliki (baca buku On Becomming a Leader karya Warren Bennis).

*Tujuh keterampilan yang harus dimiliki menurut Burt Nanus : (berpandangan jauh ke depan; menguasai perubahan; disain organisasi; pempelajaran antisipatoris; inisiatif; penguasaan interdependensi; standar integritas yang tinggi).
1. Berpandangan jauh ke depan adalah mata orangtua terus memandang horizon yang jauh, meskipun kaki kita sedang melangkah ke arahnya;
2. Menguasai perubahan adalah orangtua mengatur kecepatan, arah, dan irama perubahan dalam keluarga sehingga pertumbuhan dan evolusinya seiring dengan perubahan yang terjadi di lingkungan (lokal, nasional, maupun global).
3. Disain keluarga adalah orangtua sebagai pembangun keluarga yang mempunyai wewenang dan mampu memujudkan visi keluarga yang diinginkan.
4. Pembelajar antisipatoris adalah orangtua pembelajar seumur hidup yang berkomitmen untuk mempromosikan pembelajaran di dalam keluarga.
5. Inisiatif adalah orangtua mendemonstrasikan kemampuan untuk membuat berbagai hal menjadi kenyataan.
6. Penguasaan interdependensi adalah orangtua menginspirasi seluruh anggota krluarga untuk saling berbagi gagasan dan kepercayaan untuk berkomunikasi dengan baik dan rutin, serta mencari pemecahan masalah secara kolaboratif.
7. Standar integritas yang tinggi adalah orangtua bersikap fair, jujur, toleran, terpecaya, peduli, terbuka, loyal.
*Enam sifat yang harus dimiliki menurut Warren Bennis : (visioner; berkemauan kuat; integritas; amanah; rasa ingin tahu; berani).
1. Visioner adalah orangtua mempunyai ide yang jelas tentang apa yang keluarga inginkan -baik masing-masing pribadi maupun bersama- dan memiliki kekuatan untuk bertahan ketika mengalami kemunduran atau kegagalan.
2. Berkemauan kuat adalah orangtua mencintai apa yang dikerjakan dan kesungguhan yang luar biasa dalam menjalani hidup, dikombinasikan dengan kesungguhan dalam bekerja menjalani profesi (berkarya di luar rumah).
3. Integritas adalah orangtua tahu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, namun tetap teguh memegang prinsip dan belajar dari pengalaman bagaimana belajar dari dan bekerjasama dengan sesama anggota keluarga.
4. Amanah adalah orangtua memperoleh kepercayaan dari anggota keluarga.
5. Rasa ingin tahu adalah orangtua ingin selalu belajar sebanyak mungkin agar tahu segala hal yang berguna bagi keluarga.
6. Berani adalah orangtua berani mengambil resiko, bereksperimen, dan mencoba hal-hal baru.

(diadaptasi dari buku Muhammad SAW The Super Leader - Super Manager karya Nio Gwan Chung)

Kesuksesan orangtua dalam memimpin keluarga tidaklah terjadi begitu saja. Apalagi tak ada sekolah formal menjadi orangtua bukan ? Memimpin oranglain haruslah dimulai dari memimpin diri sendiri. Walau kini telah berkembang teori tentang kepemimpinan dan cara menjadi orangtua yang baik telah banyak dibukukan juga diseminarkan. Bahkan, kini banyak pelatihan menjadi orangtua efektif, orangtua cerdas, orangtua shalih dan sebagainya. Namun, masih banyak ditemukan ketidakharmonisan keluarga, anak-anak teraniaya, istri disakiti, suami depresi, perselingkuhan, remaja pengguna narkoba, pergaulan seks bebas, perceraian, dan sebagainya.

Ada apa gerangan ? Sebenarnya hal ini lebih merupakan puncak gunung dari krisis keberanian (courage) ketimbang krisis 'teori atau metode' tentang keluarga sakinah, mawahdah, wa rahmah. Keberanian untuk mewujudkan pengetahuan tersebut dalam bentuk nyata (actual performance) itulah yang kurang. Keberanian harus didukung oleh konsekuensi tingkat kesadaran (consciousness) seseorang. Di sinilah pentingnya kemampuan memimpin diri sendiri sebagai orangtua. Intinya dalah kemampuan diri dalam mengendalikan hawa nafsu. Pimpinlah nafsu diri sendiri, atau nafsu itu yang akan memimpin keseluruhan hidup kita! Orangtua harus mampu menegakkan disiplin atas diri sendiri sebelum menerapkannya pada anggota keluarga. Maka, perlu kiranya orangtua belajar pengenalan diri yang lebih tinggi sehingga tidak lagi bersikap reaktif namun menjadi proaktif dan kreatif.

Memang tidak mudah! Namun percayalah ... semua itu akan kita peroleh sekali lagi dengan keberanian mengaktualisasikan pengetahuan yang telah kita miliki. Sintesa antara kecerdasan intelektual, intuitif dan emosi akan mewarnai kepemimpinan orangtua di dalam keluarga. Hal ini akan memungkinkan orangtua untuk mampu mengelola hubungan dengan anggota keluarga, peristiwa, dan gagasan dalam keluarganya. Sehingga keluarga sakinah, mawahdah, wa rahmah akan terwujud.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun