Mohon tunggu...
Dewi Kusrini
Dewi Kusrini Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI

Hobi hiking Berwisata Nonton dorama Jepang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Kemampuan Guru Bahasa Jepang dalam Melakukan Penelitian Tindakan Kelas

17 September 2022   20:04 Diperbarui: 17 September 2022   20:06 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Gambar yang dapat dijadikan media untuk pembelajaran bahasa Jepang berorientasi HOTS

Peningkatan Kemampuan Guru Bahasa Jepang Dalam Melakukan Penelitian Tindakan Kelas

Penulis : Nuria Haristiani, Dewi Kusrini, Herniwati

Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat Hibah Dana UPI-2022

Berdasarkan UU No. 14 tahun 2015, semua guru termasuk guru bahasa Jepang dituntut untuk memiliki empat kompetensi antara lain: 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi professional, 3) kompetensi kepribadian dan 4) kompetensi sosial. Kompetensi pedagogi menyangkut kemampuan untuk mengenali dan memahami siswa, merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, dan mengembangkan berbagai potensi siswa. Kompetensi professional menyangkut penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, penguasaan substansi keilmuan dari materi tersebut, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Kompetensi kepribadian menyangkut personal sebagai pribadi yang stabil, dewasa, dan berakhlak mulia sehingga dapat menjadi teladan bagi anak didiknya. Kompetensi sosial menyangkut kemampuan bergaul, berkomunikasi, dan bersosialisasi baik dengan siswa, kolega, maupun masyarakat di sekitarnya.

Tidak mudah bagi guru bahasa Jepang untuk dapat memiliki keempat kompetensi tersebut. Agar dapat mengembangkan kemampuan pedagogi dan profesionalnya secara berkelanjutan diperlukan tindakan reflektif dan evaluatif terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan di kelas. Disinilah perlunya guru melakukan PTK yang merupakan singkatan dari Penelitian Tindakan Kelas. Dari namanya PTK ini memang merupakan penelitian yang paling dekat dengan keseharian guru saat mengajar. Karena tidak seperti penelitian jenis lain, PTK ini mengangkat permasalahan yang dialami di kelas, dilakukan di kelas dan manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pengajarannya di kelas. Akan tetapi, masih banyak guru bahasa Jepang di lapangan yang belum memahami apa itu PTK dan bagaimana pelaksanaannya. Hal ini diketahui dari kegiatan PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang telah dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia (DPBJ UPI) tahun 2021. Yaitu saat para guru diminta untuk menyusun proposal PTK untuk dilaksanakan di kelasnya masing-masing.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, pada tanggal 20 Agustus 2022 kami telah memberikan pematerian pada Webinar Nasional DPBJ-UPI bertajuk Eksplorasi Model-Model Pembelajaran Bahasa Jepang Daring dan Luring. Sebanyak 80 guru bahasa Jepang di seluruh Indonesia mengikuti webinar tersebut. Ada 2 materi yang disampaikan pada webinar tersebut. Materi pertama berjudul Case Method dan Team Based Project Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang, dimaksudkan untuk membuat guru peka terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas. Dilanjutkan dengan materi kedua bertema Project Based Learning “Belajar Bahasa Jepang Lewat Berita” Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jepang yang dimaksudkan untuk memberi sebuah contoh bahwa PTK dapat bermuara pada produk hasil pembelajaran di kelas.

Pada materi pertama, dijelaskan bahwa topik yang diangkat tidak perlu yang susah. Misalnya ketika kita sebagai guru bertujuan untuk mengajar di kelas dengan pendekatan HOTS, atau keterampilan berpikir tingkat tinggi, guru dapat memberi contoh kasus berupa gambar, cerita sederhana, panel komik, dll yang dekat dengan keseharian siswa, untuk kemudian siswa menanyakan kosakata yang diperlukan untuk menceritakan gambar sederhana tersebut dalam bahasa Jepang. 

Dan untuk Team Based Project, diperlukan keterkaitan materi di kelas dengan sosial masyarakatnya seperti yang tertera pada gambar berikut ; 

Gambar 2. Case Based Methods dan Project Based Learning yang perlu memiliki keterkaitan dengan lingkungan sekitar siswa.
Gambar 2. Case Based Methods dan Project Based Learning yang perlu memiliki keterkaitan dengan lingkungan sekitar siswa.

Bahwa project hasil pembelajaran yang dihasilkan penting untuk dikaitkan dengan masalah sosial di sekeliling siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun