Mohon tunggu...
Dewi Kurnianingsih
Dewi Kurnianingsih Mohon Tunggu... Lainnya - Era digital era informasi kebudayaan

dewikur28@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Burayot, Si Unik Khas Garut

9 Desember 2021   09:07 Diperbarui: 9 Desember 2021   09:22 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Garut terkenal dengan Dodol sebagai makanan tradisionalnya, bahkan kota Garut disebut sebagai Kota Dodol. Indonesia memiliki kekayaan kuliner tradisional yang tidak akan habis, bahkan mungkin dari waktu ke waktu terus berkembang. Berbagai daerah di Indonesia berlomba dalam memajukan dan memperkenalkan makanan khas yang dimilikinya, selain menjadikannya identitas dearah pun merupakan upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Kreatifitas dan inovasi dalam mengembangkan kuliner tradisional terus dilakukan agar makanan tradisional lebih diterima dan diminati oleh masyarakat luas bersaing dengan makanan-makanan kekinian. Garut sebagai salah satu daerah yang terus berinovasi dalam pelestarian makanan tradisional. Setelah cekidot (coklat khas Garut), krupuk pedas dengan berbagai jenis, saat ini Kota Garut tengah semarak menghadirkan Burayot  sebagai makanan tradisional yang dapat dinikmati setiap waktu, tidak lagi hanya sebagai sajian ketika lebaran.

Menurut pengakuan salah satu warga, makanan ini memang sedang diunggulkan sebagai kuliner tradisional khas Garut. Hal ini terlihat dari lapak-lapak Burayot mudah ditemui di sepanjang jalan. Burayot atau ngaburayot dalam bahasa Sunda artinya bergelantungan. Makanan ini terbuat dari tepung beras, gula merah dan minyak kelapa. Burayot yang dikembangkan saat ini selain memiliki cita rasa original pun dibuat dalam berbagai varian rasa yaitu keju, coklat, kacang hijau dan wijen.  Tekstur dan rasa mirip-mirip dengan kue cincin atau kue cucur. Keunikan dari Burayot adalah cara pembuatannya, Burayot yang sudah diangkat dari penggorengan tidak ditiriskan menggunakan serok seperti pada umumnya, tetapi dibuat bergelantungan pada tusuk bambu.

Sentra pembuatan Burayot ada di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles di mana hampir seluruh warganya sebagai pembuat Burayot. Namun tidak perlu kuatir, Burayot sudah banyak diproduksi di berbagai wilayah di Garut, sehingga dapat diperoleh dengan mudah dan dinikmati di mana pun. Garut daerah dingin yang dilingkupi pegunungan menjulang, karena itu nikmat rasanya menyantap Burayot dalam keadaan hangat, sesaat setelah ditiriskan pada tusuk bambu.

Selain bentuknya yang unik, jajanan ini memiliki tekstur bagian atas kriuk, renyah, kemudian bagian bawah sedikit memadat, tetapi tetap gembur di mulut. Penasaran? Layak dicoba. (Dewi Kurnianingsih)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun