Mohon tunggu...
Dewi Hidayati
Dewi Hidayati Mohon Tunggu... Lainnya - Santri

Menulislah! Maka engkau akan abadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sehat atau Sakit Wajib Pakai Masker

19 November 2020   15:30 Diperbarui: 19 November 2020   15:35 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kontributor: Lulu Salsabyla Adnani, Mahasiswa KKN RDR Kelompok 67 UIN Walisongo Semarang

Di era pandemi Covid 19 ini masih saja minim kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah. Seakan mereka tak percaya jika virus Covid 19 ini benar adanya. Meski sudah banyak relawan maupun Pemerintah yang membagikan masker kain gratis, masih saja ada yang tidak disiplin menggunakan masker. Terbukti ditempat-tempat umum seperti pasar yang masih banyak sekali orang-orang yang tidak menggunakan masker. Padahal dipasar sering terjadi kerumunan antara pembeli satu dengan lainnya.

Bukan hanya memakai masker saja tetapi di era pandemi ini kita juga harus senantiasa menerapkan protokol kesehatan yang lain seperti yang dianjurkan oleh Pemerintah yaitu selalu menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan air yang mengalir/ memakai hand sanitizer dan menjaga jarak minimal 1 meter antara sesama manusia.

Dilansir dari Okezone News pada Senin 10 Agustus 2020, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengatakan saat ini kesadaran masyarakat untuk memakai masker kurang dari 50%. Padahal, masker menjadi salah satu hal terpenting untuk mencegah terpaparnya Covid-19.Doni mengatakan, saat ini 90% masyarakat tahu bahwa masker adalah salah satu cara paling ampuh agar tidak tertular Covid-19. Namun, kurang dari 50% masyarakat yang patuh untuk memakai masker. "Tetapi sekali lagi, kesadaran untuk menggunakan masker ini masih sangat kurang. Padahal 90% masyarakat kita sudah tahu bahwa menggunakan masker adalah salah satu cara yang paling ampuh untuk menghindari seseorang tertular Covid. Tetapi yang patuh untuk mengikutinya kurang dari 50%," katanya.

Di desa pun masih juga minim kesadaran memakai masker ketika di luar rumah atau sedang melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini merupakan pengalaman sebagian Mahasiswa yang langsung terjun ke masyarakat ketika melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mengamati kondisi sekitar masih saja ada warga yang tidak memakai masker. Zona hijau menjadi alasannya. Masyarakat banyak yang tidak percaya bahwa virus Covid 19 ini benar-benar ada dan bisa mematikan. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa tanpa menerapkan protokol kesehatan.

Acara-acara rutinan yang biasa dilakukan di masyarakat juga tetap dilakukan dengan berkerumun, seperti acara pengajian mereka melakukannya tanpa menjaga jarak satu sama lain, tidak memakai masker, dan tidak mencuci tangan sebelum melakukan kegiatan tersebut. Mereka tidak takut jika ada salah satu dari mereka sudah terkena Covid 19 dan dapat menularkan ke semua warga yang berada dalam tempat tersebut.

Kesadaran memakai masker di era Covid 19 yang minim membuat penulis ingin mengutarakan opininya tentang sangat pentingnya memakai masker. Mengapa? Karena kasus yang terkena dan bahkan meninggal karena virus covid ini makin hari makin melunjak. Tentu kita semua ingin agar pandemi ini dapat segera berakhir. Tetapi realitanya bukan semakin menurun yang terpapar virus ini malah semakin bertambah banyak. Meskipun banyak yang sudah sembuh tetapi masih aja ada kenaikan angka positif corona di setiap harinya. Kita tidak boleh menganggap remeh terkait virus corona ini. Meskipun virus ini tidak terlihat tetapi virus ini dapat mematikan. Dibutuhkan kesadaran satu sama lain agar kita dapat terhindar dari virus Covid 19. Bentuk kesadaran berupa memakai masker untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.

Dikutip dari tirto.id, Pemerintah menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk wajib memakai masker guna mencegah penyebaran virus Corona Covid-19. Dalam pernyataan pada hari ini, Minggu (5/4/2020), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan seluruh masyarakat Indonesia harus menggunakan masker ketika terpaksa harus beraktivitas di luar rumah. "Mulai hari ini, sesuai rekomendasi dari WHO, kita jalankan 'masker untuk semua'. Semua harus memakai masker ketika berkegiatan di luar," kata Yuri di Graha BNPB di Jakarta.

Pemerintah tidak mengharuskan masyarakat memakai masker bedah atau N-95. Masyarakat justru diminta menggunakan masker kain karena dapat digunakan berulangkali setelah bersih dicuci. Sementara masker bedah atau N-95 yang sekali pakai ditujukan kepada petugas medis. "Gunakan masker kain karena kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala pun bisa menjadi sumber penyebaran penyakit, ketika kita di luar rumah," ujar Yuri.

Untuk masyarakat yang sudah menerapkan protokol kesehatan yang diterapkan Pemerintah khususnya yang sudah memakai masker di setiap aktivitasnya ketika keluar rumah hendaknya terus diterapkan kebiasaan baik itu. Terlebih jika kita menggunakan masker dengan benar dengan tidak menutup hidung ( menutup mulut saja) dan tidak menarik masker kebawah dagu tetapi memakainya dengan menutup hidung dan mulut. Agar masker bisa bekerja dengan fungsinya. Masker kain atau masker bedah sama saja. Setiap penggunaan masker kain hendaknya segera direndam dengan air hangat dan dicuci menggunakan detergen setelah itu. Jika penggunaan masker bedah hanya boleh digunakanakan sekali pakai dan langsung dibuang ke tempat sampah yang tertutup.

Pakai masker ketika diluar rumah harus diterapkan selalu. Baik kita dalam kondisi sehat maupun sakit. Sakit disini diartikan ketika keadaan tubuh sedang kurang fit ( Demam), flu, maupun batuk. Dalam keadaan sehatpun harus tetap memakai masker. Memakai masker merupakan keharusan yang wajib diterapkan guna memutus mata rantai penyebaran virus covid 19 ini. Memakai masker berlaku kepada siapapun entah dalam keadaan sehat maupun sedang dalam keadaan sakit. Karena orang yang terkena virus Covid 19 ini tidak harus ada gejala yang terlihat seperti flu, batuk-batuk, demam dll. Tetapi juga orang yang tidak mempunyai gejala tersebut bisa memungkinkan terkena virus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun