Mohon tunggu...
dewidarma
dewidarma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Kuliah di Jerman : Antara Rasa, Logika dan Fakta (2)

13 Juni 2009   01:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:04 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyambung tulisan yang lalu, Bagian dua : merancang strategi awal untuk menaklukan sistem perkuliahan di Jerman. Tiga tujuan yang cukup ambisius pun dirumuskan :

(1) kuliah/praktikum tidah boleh mengulang; (2) tesis tidak boleh terbengkalai; (3) tetap bisa menikmati hidup.

Kendala utama sudah terbayang dengan jelas : kemampuan bahasa jerman : nol (!) sementara poin no.1 di atas jelas mensyaratkan kemampuan bahasa jerman. Sementara mundur di tengah jalan rasanya bukan pilihan yang ksatria (:p). Yang bisa dilakukan saat ini hanyalah garuk-garuk kepala.

Saya selalu yakin, masalah ada untuk dicarikan jalan keluarnya. Maka disusunlah strategi awal sebagai berikut yang mudah-mudahan bisa terlaksana dengan mulus (tingkat keberhasilan belum teruji karena masa perkuliahan ini masih berlangsung) :

(a). menghubungi teman-teman jerman di tempat kerja untuk meminta bantuan dalam hal penerjemahan. Semangat yang dipakai : meminta bantuan dan bertanya adalah salah satu alat mempererat tali pertemanan yang tidak kalah penting dibandingkan tujuan (1) & (2).

(b). membeli alat perekam audio, dengan niat merekam seluruh perkuliahan, seminar, presentasi. Target maksimal : mendengarkan ulang di kala senggang agar bisa memahami setiap komunikasi verbal dalam perkuliahan. Kalau target maksimal tidak tercapai dan  dalam keadaan terdesak, bisa meminta bantuan teman-teman dalam poin (a) untuk menerjemahkan.

(c). memotret semua catatan teman dengan kamera digital.  selain menghemat uang foto kopi, cara ini cukup elegan untuk mendukung kampanye lingkungan anti perusakan hutan (kertas berasal dari penebangan hutan bukan?).

(d). membina hubungan baik dengan para asisten dan pemimpin praktikum.

(e). mempelajari karakter orang jerman. Hal ini penting karena komunikasi adalah kunci dalam melaksanakan praktikum. Selain itu salah mengerti karakter orang jerman yang terkenal 'dingin' bisa menjatuhkan mental.

(f).  malu bertanya, sesat di jalan: bertanya kanan-kiri kepada mahasiswa jerman yang dikenal, bagaimanakah kiat-kiat sukses menjalani perkuliahan di jerman. Pengamatan sekilas di lingkungan sekitar, ada beberapa mahasiswa asing yang sulit untuk lulus. Premis awal yang saya kembangkan dalam melihat realita ini adalah semua mahasiswa asing bukanlah orang yang bodoh. Kegagalan yang tertunda mungkin berhubungan dengan perbedaan budaya belajar itu sendiri. Sayup-sayup saya memang mendengar, sistem perkuliahan di Jerman menuntut mahasiswa untuk super mandiri. Tidak seperti sistem perkuliahan di Indonesia yang memakai sistem paket, di Jerman mahasiswa dibiarkan memutuskan mata kuliah yang ingin dipelajari. Kalau salah jalan, ya tanggung sendiri akibatnya. Beberapa saran yang diterima : banyak-banyaklah berinteraksi dengan peserta kuliah yang lain. Statistik bicara bahwa sebagian besar mahasiswa yang terpental dari sistem perkuliahan adalah mahasiswa yang kurang berinteraksi, kecuali kalau mahasiswa tersebut sangat jenius. Saran praktis lain dalam menghadapi ujian: cari tahu siapa penguji (di jerman untuk beberapa mata kuliah, ada ujian lisan) dan pelajari karakteristik si penguji; untuk ujian tertulis, belajarlah dari soal-soal ujian tahun sebelumnya yang bisa dilihat di organisasi mahasiswa jurusan.

(g). karena bahasa verbal tidak dikuasai, maka tidak ada jalan lain selain memperdalam kemampuan bahasa tubuh. Maksudnya, semua yang ditulis dosen di papan tulis perlu dicatat, kemana telunjuk asisten mengarah selama praktikum direkam dalam ingatan. Premis awal : semua yang tertulis dan arah telunjuk asisten itu penting dan mengandung logika yang perlu dipelajari sendiri. Konsekuensinya, tetap menghadiri semua tatap muka yang dijadwalkan meskipun tidak mengerti apa yang dikatakan dosen. Target minimal: mendaftar kata-kata jerman yang tidak dimengerti selama masa perkuliahan berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun