Mohon tunggu...
Dewi Azah I
Dewi Azah I Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Maslahah dan Falah dalam Perspektif Ekonomi Islam

19 November 2017   14:25 Diperbarui: 19 November 2017   14:48 5713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

  • Tujuan Hidup

Pada dasarnya tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mencapai kesejahteraan, meskipun manusia memaknai kesejhteraan dengan perspektif yang berbeda-beda. Islam memaknai kesejahteraan dengan istilah falah yaitu kesejahteraan holistik dan seimbang antara dimensi material-spiritual, individual-sosial dan kesejahteraan di kehidupan duniawi dan diakhirat. Falah dapat terwujud apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang sehingga tercipta maslahah.

  • Pengertian Maslahah

Maslahah adalah segala sesuatu yang mengandung dan mendatangkan manfaat. Dalam ushul fiqh didenfinisikan sebagai jalbul manfaah wal darul mafsdah (menarik manfaat dan menolak kemadharatan). Sehingga dengan prinsip ini Islam menolak segala aktivitas ekonomi yang mendatangakan mafsadah (kerusakan), karena bertentangan dengan maslahah. Adapun menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah)dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar: agama (al-dien), hidup atau jiwa (nafs), keluarga atau keturunan (nasl), harta atau kekayaan (maal), dan Intelek atau akal (aql). Ia menitikberatkan bahwa sesuai tuntunan wahyu , "kebaikan dunia ini dan akhirat (maslahat al-din wa al-dunya) merupakan tujuan utamanya.

  • Maslahah dalam Konsumsi

Konsumsi yang islami selalu berpedoman pada ajaran islam. Diantara ajaran yang penting berkaitan dengan konsumsi, misalnya perlunya memerhatikan orang lain. Dalam hadis bahwa setiap muslim wajib membagi makanan yang dimasaknya kepada tetangganya yang merasakan bau dari makanan tersebut. Diharamkan pula bagi seorang muslim hidup dalam keadaan serba berkelebihan sementara ada tetangganya yang menderita kelaparan. Hal ini adalah tujuan konsumsi itu sendiri, dimana seorang muslim akan lebih mempertimbangkan maslahahnya. Pencapaian maslahah merupakan tujuan dari syariat islam (maqashid syariah), yang tentu saja harus menjadi tujuan dari kegiatan konsumsi.

Dalam menjelaskan konsumsi, kita mengasumsikan bahwa konsumen cenderung untuk memilih barang dan jasa yang memberikan maslahah maksimum. Hal ini sesuai dengan rasionalitas islami bahwa setiap pelaku ekonomi selalu ingin meningkatkan maslahah yang diperolehnya. Dalam perilaku konsumsi, seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya. Konsumen merasakan adanya manfaat suatu kegiatan konsumsi ketika ia mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik atau psikis atau material. Disisi lain berkah akan diperolehnya ketika ia mengonsumsi barang/jasa yang dihalalkan oleh syariat islam. Mengonsumsi yang halal saja merupakan kepatuhan kepada Allah, karenanya memperoleh pahala. Pahala inilah yang kemudian dirasakan sebagai berkah dari barang / jasa yang telah dikonsumsi. Sebaliknya, konsumen tidak akan tidak akan mengonsumsi barang-barang/ jasa yang haram karena tidak mendatangkan berkah. Mengonsumsi yang haram akan menimbulkan dosa yang pada akhirnya akan berujung pada siksa Allah. Jadi mengonsumsi yang haram justru memberikan berkah negatif.

Misalnya, ketika seseorang menonton televisi dipagi hari, maka ia bisa memilih channel mengenai berita politik dan hukum, berita kriminal, film kartun, hiburan musik atau siaran lainnya. Setiap jenis siaran tersebut dirancang untuk mampu memberikan manfaat bagi penontonnya, baik berupa layanan informasi maupun kepuasan psikis. 

Tambahan informasi dan kepuasan psikis inilah yang merupakan maslahah duniawi atau manfaat. Disisi lain, kegiatan menonton ini dimungkinkan memberikan berkah yang positif ataupun negatif tergantung dari jenis tontonan dan tujuannya. Misalnya, ketika seseorang menonton berita yang mengungkap cacat (aib) dan keburukan seseorang tanpa tujuanyang benar, berati ia mendorong dilakukannya ghibah yang dilarang oleh islam. Oleh karena itu, ia akan memperoleh dosa (berkah yang negatif ) meskipun ia mendapatkan kepuasan psikis. Namun, jika ia memilih menonton acara televisi yang menayangkan berita yang baik, maka ia akan mendapatkan kedua-duanya, yaitu kepuasan psikis dan berkah sekaligus.

Dengan demikian, tujuan ekonomi islam adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan setiap individu yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah)melalui tata kehidupan yang baik dan terhormat, yang merupakan kebahagiaan hakiki yang diinginkan oleh setiap manusia. Jadi, perhatian utama ekonomi islam adalah bagaimana manusia meningkatkan kesejahteraan material dan spiritual. Sebab aspek spiritual harus bersamaan dengan material, sehingga diperlukan sarana bagi pelaku ekonomi yaitu moralitas.

  • Falah

Falah dalam dimensi dunia berarti sebagai kelangsungan hidup, kebebasan dari kemiskinan, pengetahuan yang bebas dari segala kebodohan, serta kekuatan dan kehormatan. Sedangkan untuk dimensi akhirat Falah mencakup kelangsungan hidup yang abadi, kesejahteraan abadi dan kemuliaan abadi.

Dalam ekonomi islam falah ada beberapa macam yaitu :

  • Falah sebagai tujuan hidup
    Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yuflihuyang berarti kesuksesan, kemuliaan, atau kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. Istilah falah menurut islam diambil dari kata-kata al-qur'an, yang seiring dimaknai sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya memandang aspek material namun justru lebih ditekankan pada aspek spiritual. Untuk kehidupan dunia, falah mencakup tiga pengertian, yaitu kelangsungan hidup, kebebasan keinginan, serta kekuatan dan kehormatan. Sedangkan untuk kehidupan akhirat, falah mencakup pengertian kelangsungan hidup yang abadi, kesejahteraan abadi, kemuliaan abadi, dan pengetahuan abadi ( bebas dari segala kebodohan).  Merupakan suatu tujuan yang diinginkan semua manusia untuk kesuksesan yang ingin diraih dalam pekerjaannya oleh sebab itu falah menjadi salah satu tujuan hidup manusia. Jadi bagaimana manusia mampu mencapai falah sangat tergantung pada perilaku dan keadaan manusia di dunia.
  • Maslahah sebagai tujuan untuk mencapai falah
    Maslahah adalah kesejahteraan umum yang sulit untuk dilakukan karena bukan hanya masalah ekonomi,tapi masalah agama (dien), intelektual (aql), keluarga dan keturunan (nash), jiwa (nafs), dan material (wealth) dan jika semua sudah terpenuhi maka akan tercapainya falah tersebut . jika salah satu dari kebutuhan tersebut tidak tidak terpenuhi atau terpenuhi tetapi tidak seimbang maka kebhagaian hidup juga tidak akan tercapai dengan sempurna.
  • Permasalahan dalam mencapai falah
    Dalam permasalahan mencapai falah banyak yang harus dilakukan,karena setiap kesuksesan berawal dari usaha yang keras, masalah-masalah yang dihadapi seperti keterbatasan, kekurangan dan kelemahan seseorang yang menjadi kendala tercapainya falah. Permasalahan lain adalah kurangnya sumber daya (resources) yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan atau keinginan manusia untuk mencapai falah

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun