Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tanggap Risiko Bencana dengan Stay Alert dan Berasuransi

21 Maret 2017   21:12 Diperbarui: 22 Maret 2017   05:00 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

 

 

Hari itu jalanan kota Malang dimana-mana macet parah. Tumben. Kemacetan mengular hingga menuju bandara Abdulrahman Saleh. Aku merasa deg deg an. Biasanya perjalanan dari rumah tidak sampai 30 menit, tapi ini sudah melewati 45 menit. Duhhh menyesal tadi berangkatnya pas-pasan. Coba kalau satu jam sebelum berangkat aku memeriksa kondisi jalan atau menyalakan notifikasi Z-Alert tentu tidak bakal was-was ketinggalan pesawat.

Aku tersenyum kecut karena menyadari ini kesalahanku. Jam di ponsel sudah menunjukkan hampir jam 14. Waduh kalau sampai terlambat pesawat aku harus sedia merogoh tabungan lumayan nih.

Aku jadi ingat pengalaman burukku pernah ketinggalan pesawat Garuda menuju Manado. Waktu itu sudah menyisihkan waktu empat jam sebelum keberangkatan. Tapi entah kenapa saat itu arah menuju bandara macet luar biasa. Ada tawuran segala, juga ada perbaikan jalan dan kecelakaan lalu lintas. Hingga akhirnya baru 30 menit jelang keberangkatan saya tiba di counter dan ditolak untuk check in. Duh rasanya nyesak banget, sudah mau nangis saja.

Sejak itu saya mendapat pelajaran untuk memeriksa berita, lini percakapan tentang lalu lintas, dan juga memeriksa peta sebelum berangkat, apalagi jika menuju bandara. Tapi ada kalanya berita dari percakapan warga kurang valid atau malah tidak ada yang sesuai dengan arah tujuan. Terkadang juga saya masih lalai, mengandalkan pengetahuan tentang kondisi jalan di suatu tempat yang bisa jadi sudah usang. Padahal permasalahan di jalan bukan sekedar kemacetan karena jumlah kendaraan yang berlimpah, bisa jadi ada kebakaran, demo, tawuran, banjir, pohon tumbang, mati lampu, gempa sebagainya.

Banjir merupakan bencana yang saat ini mulai menghantui sejumlah daerah, bukan hanya di Jakarta. Bencana alam ini merupakan salah satu momok wahid yang bisa menjadi kendala saat berkendara.

Kendaraan roda empat bisa-bisa mogok jika melewati genangan lebih dari 20cm. Pasangan bercerita ia melihat belasan motor dan pengendaranya berjatuhan terseret arus deras ketika terjadi banjir di kawasan Hek, Kramat Jati. Saat hujan deras dan banjir, kereta juga bisa mengalami gangguan sinyal dan Trans Jakarta rutenya dialihkan.

Tentang banjir kejadian terparah yang pernah saya alami yaitu tahun 2007 di Jakarta. Waktu itu jalanan di sekitar Cempaka Putih sudah menjadi seperti kolam renang luas. Angkutan umum pun lumpuh. Banyak rekan senior mengeluh jika mobilnya mogok saat memaksa melewati banjir, banyak pula yang mobilnya terendam berhari-hari di jalan. Saat akhirnya banjir surut, mobil tersebut sudah tidak bisa dinyalakan dan akhirnya dijual dengan harga obral.

Dalam acara nangkring bersama Zurich di Mid Town Bistro & Lounge Jaksel, Director of Corporate/Commercial PT Zurich Insurance Indonesia Wirahadi Suryana, Chief Operating Officer Dian Wibowo dan kompasianer Motulz berbincang-bincang tentang penelitian akan bencana yang mengancam masyarakat dan mengenalkan aplikasi sistem peringatan dini bernama Z-Alert yang dirilis pada HUT ke-25 Zurich Insurance Indonesia.

Berdasarkan penelitian Zurich, sistem peringatan dini bisa mengurangi risiko kerugian bencana. Ketika pengendara tahu di jalan yang dilewatinya sedang mengalami bencana maka ia bisa terhindar dari bencana tersebut sehingga kerugian karena kerusakan kendaraan bermotor berkurang hingga limapuluh persen, begitu pula dengan kerusakan bangunan, bisa direduksi. Di Jakarta sendiri bencana yang memiliki frekuensi tinggi adalah kebakaran yaitu 70 persen dan banjir sebesar 30 persen berdasar BPBD. Angka kecelakaan di jalan juga masih tinggi yaitu lebih dari 6 ribu kejadian pada tahun 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun