Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Filosofi Kopi: Dari Sebuah Cerpen Menjadi Universe

9 Juli 2017   20:08 Diperbarui: 19 Juli 2017   22:53 3143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ben dan Jody, dua sahabat yang tergila-gila dengan kopi (sumber: webseries Visinema Pictures)

"Small step of goodwill can take us beyond our imagination" (Ben & Jody)

Industri kreatif di Indonesia saat ini memang sangat berpotensi. Dari sebuah ide bisa lahir sebuah bisnis yang memiliki efek domino. Kira-kira apa ya yang dulu ada dalam benak Dewi Lestari ketika  menulis dan menerbitkan kumpulan cerpen bertajuk Filosofi Kopi pada tahun 2006? Dari sebuah cerita pendek tentang Ben dan Jody, kemudian berlanjut menjadi sebuahuniverse. Filosofi Kopi saat ini bukan hanya cerita pendek, melainkan juga film layar lebar, webseries, sandiwara radio, komik, juga kedai kopi, bijih kopi, dan beragam merchandise. Hemmm tidak menutup kemungkinan Filosofi Kopi  terus merambah ke berbagai bisnis lainnya

Saya masih ingat menerima kumpulan cerpen ini sebagai hadiah ulang tahun oleh dua sobat karib pada tahun 2006. Cerpen Filosofi Kopi menjadi cerpen pembuka sekaligus menjadi cerpen andalan.  Kisahnya memang menarik bagaimana dua sahabat, Ben dan Jody menjalankan usaha yang didasari atas minat mereka kepada kopi. Ben gemar bercerita makna di balik secangkir kopi kepada para pelanggannya, selaras dengan kedai kopi mereka yang bernama Filosofi Kopi. Ia berkata,Cappuccino cocok bagi orang yang menyukai kelembutan sekaligus keindahan. Sementara, Kopi Tubruk itu ibarat seseorang yang lugu, sederhana tapi di satu sisi sangat memikat.

Buku Filosofi Kopi yang dirilis tahun 2006 menjadi awal dari bisnis Filosofi Kopi (sumber: sidomi.com)
Buku Filosofi Kopi yang dirilis tahun 2006 menjadi awal dari bisnis Filosofi Kopi (sumber: sidomi.com)
Kecintaan dua sahabat dalam menjalankan bisnis ini terhalang oleh kecemasan Jody akan hutang-hutangnya yang menumpuk. Pucuk Dicinta Ulam pun Tiba, seorang kaya raya membuat sayembara berhadiah uang. Ben dan Jody pun bersemangat mengikuti sayembara menciptakan kopi sempurna tersebut. Ben berhasil membuat si miliuner terpesona akan kopinya yang diberinya nama Perfecto. Ia takjub dan kontan berujar. "Hidup ini sempurna,". Ben dan Jody pun kegirangan. 

Tapi di atas langit masih ada langit. Seseorang membuyarkan luapan kegembiraannya. Kopi Ben bukanlah kopi sempurna yang ia cicipi. Masih ada kopi lainnya yang lebih baik dari Perfecto. Maka mulailah petualangan Ben dan Jody menemukan kopi rasa sempurna tersebut yang ternyata dimiliki seorang petani bernama Pak Seno. Ketika menikmati kopi tiwus, Ben pun sadar dirinya sudah merasa angkuh, sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia

Cerita pendek karya Dewi Lestari ini kemudian diboyong ke layar lebar pada tahun 2015 oleh Visinema Pictures dengan Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara. Ben dan Jody masing --masing diperankan oleh Chicco Jerikho dan Rio Dewanto. Film yang turut dibintangi Mellisa Karim, Jajang C. Noer, Slamet Rahardjo,  dan Julie Estelle ini meraih sukses. Filmnya menembus 200 ribu penonton dan meraih berbagai penghargaan di ajang Festival Film Indonesia dan Festival Film Bandung.

Film Filosofi Kopi pertama pun lumayan sukses (sumber: Visinema Pictures yang tayang di IMDB)
Film Filosofi Kopi pertama pun lumayan sukses (sumber: Visinema Pictures yang tayang di IMDB)
Filosofi Kopi kemudian memberi kejutan kepada para fansnya, kedai kopinya dibuat nyata, tak sekedar fiksi. Kedai Kopi Filosofi Kopi pertama ini terletak di bilangan Melawai, Jakarta.  Mereka juga menyajikan  kopi tiwus dan Perfecto. Filosofi Kopi menjadi seperti induk bisnis baru yang juga membawahi divisi merchandise. Ada merchandise  bijih kopi berlabel Lestari, Perfecto, dan Tiwus, aneka t-shirt, emblem, tumbler, dan sebagainya.

Tak cukup dengan satu film dan satu kedai kopi, Filosofi Kopi bersiap-siap merilis sekuel. Uniknya untuk membuat kisah pada film sekuel ini mereka membuat sayembara yang terbuka untuk umum. Ide cerita para pemenanglah yang akan dibuat jadi racikan Filosofi Kopi berikutnya. Hasil sayembara yang dimenangkan Christian Armantyo dan Frischa Aswarini ini adalah dua karakter baru, yaitu Tarra dan Brie yang dimainkan Luna Maya dan Nadine Alexandra.

Kedai Filosofi Kopi di Melawai (sumber: akun instagram @FilosofiKopi)
Kedai Filosofi Kopi di Melawai (sumber: akun instagram @FilosofiKopi)
Menuju pemutaran film sekuelnya yang dijadwalkan 13 Juli mendatang, Visinema Pictures membuat webseries yang terdiri atas lima episode dan satu episode spesial. Film ini tetap menggunakan ensemble cast seperti film layar lebarnya. Masih ada Chicco Jerikho, Rio Dewanto, Mellisa Karim, dan tiga anak buah Ben & Jody, yaitu Aufa Assagaf, Muhammad Aga, dan Westny Dj.

Lima episode Ben & Jody Webseries  berkisah tentang bagaimana Ben dan Jody berkeliling berbagai kedai kopi untuk mendapatkan ide tentang wajah baru kedai kopi mereka. Mereka berkunjung ke berbagai kedai kopi di Jakarta dan menyadari jika kedai kopi legendaris bisa bertahan karena memiliki ciri khas atau signature. Sementara Ben optimis dengan ciri khas kopinya, Jody merasa was-was karena masalah hutang.  Ia menenteramkan Jody, jika Jody tak perlu cemas karena keduanya bersahabat dan bakal saling membantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun