Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beratnya Melepas Koleksi Bacaan

23 Oktober 2015   07:09 Diperbarui: 23 Oktober 2015   07:09 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Koleksi Buku Bu Riyani yang Terpaksa Dijual"][/caption]

 

Setelah membaca artikel Kompasianer Irawan tentang seorang ibu sayur yang memiliki perpustakaan (di sini), saya singgah ke rumah tersebut untuk melihat-lihat dan membeli beberapa koleksi bacaannya. Bu Riyani dan putranya, Aidri, nampak berat melepas koleksi bacaannya yang mereka kumpulkan sejak belasan tahun silam.

Ketika membaca artikel Pak Irawan saya tidak tahu dimana lokasi pemilik perpustakaan sekaligus pemilik lapak sayur ini. Melalui nomor yang dibagikan Pak Irawan, saya menghubungi Aidri dan rupanya mereka tinggal di bilangan Grojokan Gito Gati, tak jauh dari Monjali, Yogyakarta.

Rupanya saya bernasib baik karena suami mengajak saya menemani perjalanannya ke Yogya. Singkat cerita kami berdua berhasil tiba di rumah Bu Riyani.Depan rumah Bu Riyani menjadi tempat berdagang sayuran dan aneka bumbu. Sedangkan koleksi bukunya ditaruh di rak-rak di ruang tamu, terlihat dari tempat ia menjual sayuran.

Wah mata saya kontan hijau melihat deretan komik. Sebagian besar koleksinya adalah komik, hanya sebagian kecil berupa novel. Ada komik-komik koleksi seperti Dragon Ball, Kungfu Boy, Legenda Naga, Samurai X, Miiko, dan masih banyak lagi. Sedangkan novelnya di antaranya Sherlock Holmes, Agatha Christhe, Sidney Sheldon, John Grisham, serta koleksi Harlequin dan Teenlit.

Saya dan suami langsung menyusuri satu-persatu rak buku. Ada buku-buku yang tak dapat ditampung di rak sehingga masih berada di dus-dus. Suami kontan mengambil tumpukan Legenda Naga dan New Kungfu Boy. Sedangkan saya teringat keponakan lalu mengambil komik Miiko. Saya juga mengambil Master Cooking Boy beberapa nomor yang saya tak punyai. Juga novel Sidney Sheldon dan John Grisham.

Saat saya menanyakan total harganya, eh Aidri meminta maaf karena ibunya berat melepas Legenda Naga dan Sidney Sheldon karena merupakan buku favoritnya. Eh adik-adiknya yang masih kecil juga enggan melepas Miiko. Saya paham perasaan Bu Riyani yang merasa sedih dan berat melepas koleksinya.

Saya bertanya ke Bu Riyani alasan ia melepas koleksi bacaannya. Ia bercerita jika mengalami masalah keuangan tak terduga. Dulu ia memiliki perpustakaan yang menyewakan buku dengan tarif murah. Rental bukunya dulu laris manis di Kota Gede. Buku-bukunya ditaruh rapi di rak buku dan terawat. Saat ini bukunya berada di tempat yang ruangnya terbatas dan beberapa mulai telah tertutup oleh debu.

Buku-bukunya sendiri ia kumpulkan secara bertahap. Ia dulu berjualan soto keliling dan laris, uang itu sebagian ia belikan buku. Setelah cukup banyak baru ia membuka rental buku. Tarif sewa bukunya terjangkau, karena ia membuka perpustakaan tidak hanya bermotif bisnis, tapi juga berharap kegemaran membaca buku bisa ia tularkan ke anak-anak dan masyarakat sekelilingnya. Bahkan ia bercita-cita suatu saat perpustakaannya dapat diakses masyarakat umum secara cuma-cuma. Akan tetapi permasalahan kemudian tiba tanpa diundang, sehingga mau tak mau ia harus mengumpulkan dana secepat mungkin, termasuk menjual koleksi bacaannya.

 [caption caption="Bu Riyani dan Koleksi Bacaannya"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun