Sore ini hujan turun begitu derasnya. Cuaca ini mengingatkanku pada minggu lalu, Sabtu (26/4) ketika aku dengan semangat menyaksikan pertunjukan seni dalam rangka memperingati hari jadi ke-50 Taman Mini Indonesia Indah. Temanya adalah Bersama Menjelajah Cerita Baru. Ada dua pertunjukan yang saat itu ditunggu penonton yaitu Tari Kecak dan Wayang Orang Bharata.Â
Hari itu aku menyesal datang kesorean. Seharusnya sejak siang aku sudah datang ke TMII dan menunggu pertunjukan di Amfiteater Budaya TMII yang terletak di ujung Danau Archipelago. Kulihat para calon penonton dengan begitu antusias berjalan kaki melewati tepian danau menuju lokasi pertunjukan. Masih begitu jauh. Kudengar lamat-lamat pertunjukan sudah dimulai.Â
Ketika sampai di Amfiteater TMII, penonton sudah membludak. Bangku penonton penuh dan banyak penonton yang berdiri di tepi tempat pertunjukan. Rupanya animo penonton untuk menyaksikan pertunjukan Tari Kecak begitu tinggi. Aku merasa ikut bangga dengan terharu. Suasana dan antusiasnya seperti penonton konser.Â
Cerita Tari Kecak itu tentang Anoman si kera putih sakti yang mengacak-acak Alengka dengan pasukan keranya. Ia mencari Dewi Shinta yang diculik anak buah Rahwana dan hendak memanas-manasi Rahwana.
Hingga pertunjukan berakhir, aku tak dapat bangku. Aku juga tak bisa menyaksikan langsung karena penonton begitu bejubel dan tak ada celah sedikitpun karena tertutup banyak gawai. Alhasil aku hanya menonton pertunjukan dari layar gawai para penonton yang ada di depanku. Untungnya suara dan respon penontonnya live, aku menghibur diri.Â
Acara pentas ditutup dengan kembang api. Oleh karena masih sore, tidak begitu terlihat kembang apinya, hanya suara ledakannya yang begitu nyaring mengejutkan.Â
Selepas pertunjukan Tari Kecak, aku langsung berburu tempat duduk. Padahal jeda antara Tari Kecak dan pertunjukan wayang cukup lama, ada sekitaran dua jam. Rupanya banyak yang berpikiran sama. Bangku amfiteater tak lama mulai sesak.Â
Sambil menunggu pertunjukan dimulai, penonton menyaksikan gladhi resik para pemain. Para pemain gamelan dan sindhen berlatih, disusul para pemain wayang yang berlatih blocking (penempatan posisi). Pertunjukan kali ini diadakan di tempat terbuka model amfiteater sehingga tentunya ada penyesuaian blocking yang biasanya pementasan di gedung tertutup WO Bharata di Senen menjadi pementasan terbuka.Â