Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Antusiasnya Penonton Saksikan Pementasan Wayang Orang Hingga Hujan-hujanan

3 Mei 2025   20:37 Diperbarui: 4 Mei 2025   06:45 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentas Wayang Orang Bharata banyak ditunggu penonton (dokpri) 

Sore ini hujan turun begitu derasnya. Cuaca ini mengingatkanku pada minggu lalu, Sabtu (26/4) ketika aku dengan semangat menyaksikan pertunjukan seni dalam rangka memperingati hari jadi ke-50 Taman Mini Indonesia Indah. Temanya adalah Bersama Menjelajah Cerita Baru. Ada dua pertunjukan yang saat itu ditunggu penonton yaitu Tari Kecak dan Wayang Orang Bharata. 

Hari itu aku menyesal datang kesorean. Seharusnya sejak siang aku sudah datang ke TMII dan menunggu pertunjukan di Amfiteater Budaya TMII yang terletak di ujung Danau Archipelago. Kulihat para calon penonton dengan begitu antusias berjalan kaki melewati tepian danau menuju lokasi pertunjukan. Masih begitu jauh. Kudengar lamat-lamat pertunjukan sudah dimulai. 

Ketika sampai di Amfiteater TMII, penonton sudah membludak. Bangku penonton penuh dan banyak penonton yang berdiri di tepi tempat pertunjukan. Rupanya animo penonton untuk menyaksikan pertunjukan Tari Kecak begitu tinggi. Aku merasa ikut bangga dengan terharu. Suasana dan antusiasnya seperti penonton konser. 

Pertunjukan seni rasa konser, padat banget penontonnya (dokpri)
Pertunjukan seni rasa konser, padat banget penontonnya (dokpri)

Cerita Tari Kecak itu tentang Anoman si kera putih sakti yang mengacak-acak Alengka dengan pasukan keranya. Ia mencari Dewi Shinta yang diculik anak buah Rahwana dan hendak memanas-manasi Rahwana.

Hingga pertunjukan berakhir, aku tak dapat bangku. Aku juga tak bisa menyaksikan langsung karena penonton begitu bejubel dan tak ada celah sedikitpun karena tertutup banyak gawai. Alhasil aku hanya menonton pertunjukan dari layar gawai para penonton yang ada di depanku. Untungnya suara dan respon penontonnya live, aku menghibur diri. 

Penonton banyak yang tak meninggalkan tempat karena hendak menyaksikan wayang orang (dokpri) 
Penonton banyak yang tak meninggalkan tempat karena hendak menyaksikan wayang orang (dokpri) 

Acara pentas ditutup dengan kembang api. Oleh karena masih sore, tidak begitu terlihat kembang apinya, hanya suara ledakannya yang begitu nyaring mengejutkan. 

Selepas pertunjukan Tari Kecak, aku langsung berburu tempat duduk. Padahal jeda antara Tari Kecak dan pertunjukan wayang cukup lama, ada sekitaran dua jam. Rupanya banyak yang berpikiran sama. Bangku amfiteater tak lama mulai sesak. 

Sambil menunggu pertunjukan dimulai, penonton menyaksikan gladhi resik para pemain. Para pemain gamelan dan sindhen berlatih, disusul para pemain wayang yang berlatih blocking (penempatan posisi). Pertunjukan kali ini diadakan di tempat terbuka model amfiteater sehingga tentunya ada penyesuaian blocking yang biasanya pementasan di gedung tertutup WO Bharata di Senen menjadi pementasan terbuka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun