Omong-omong tentang purbakala, apakah kalian tahu bahwa ada Hari Purbakala Nasional?! Kalau belum tahu tidak apa-apa, karena saya juga baru tahu ada peringatan hari tersebut. Nah dalam rangka peringatan Hari Purbakala ke-111 tersebut maka hari ini (Sabtu, 15 Juni) Indonesia Hidden Heritage menggelar Ngopi Bareng Arkeolog "Digging to the Future" di Museum Bahari. Acara dihadiri oleh berbagai kalangan, dari Karang Taruna Penjaringan, akademisi, komunitas pecinta museum, dan masyarakat umum lainnya.
Setelah sambutan dari Bu Misari selalu Kepala UP Museum Kebahagian Jakarta dan Pak Herry Yogaswara selalu Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa & Sastra BRIN, maka berlanjut ke acara ini. Acara utama kali ini adalah ngobrol bareng para arkeolog. Mereka adalah Ary Sulistyo, Agustijanto Indradjaja, dan Muhammaf Irfan Makmum. Kegiatan diskusi ini dimoderatori oleh Nova Wazir.
Ada banyak topik menarik yang dibahas dalam sesi diskusi kali ini seperti pengalaman eksvakasi yang pernah dialami oleh para narasumber. Ada yang bercerita harus menghemat air sampai tidak mandi selama tujuh hari karena lokasi penggalian di Muna Sulawesi Tenggara tidak memiliki akses air. Kemudian ada cerita eksvakasi Kota Kapur berkaitan dengan peninggalan Sriwijaya, dan masih banyak lagi
Ada juga pertanyaan tentang perbedaan benda-benda yang disebut benda urbakala dan benda pusaka. Benda yang masuk Purbakala umumnya berusia 50 tahun ke atas. Sedangkan benda pusaka tidak harus berusia 50 tahun, namun memilki nilai sakral dan sifatnya. personal. Ary mencontohkan keris milik Pangeran Diponegoro yang bisa jadi warisan budaya tak benda, benda pusaka, dan juga cagar budaya.
Ada pula pertanyaan tentang peranan teknologi blockchain untuk mengelola data arkeologi. Data menurut Ary tersebar, ada yang di peneliti dan juga ada yang komunitas. Blokchain bisa membantu banyak di distribusi data dan hasil penelitian, jalurnya akan lebih pendek dari data lapangan hingga kemudian bisa dimanfaatkan berbagai instansi.
Acara ditutup dengan movie screening film-film pendek dengan tema bahari, seperti Pesona Bahari di Balik Mimpi dan creative workshop "Relic of the Future". Sesuai dengan tema acara yang berorientasi ke masa depan, di sesi workshop ini peserta diajak memberi warna dan memberikan narasi gambar-gambar benda saat ini yang kelak akan menjadi artefak dan masuk museum, seperti disket, album kaset, dan sebagainya.