Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Triangle of Sadness, Komedi Satire Angkat Isu Gender dan Kelas Sosial

2 Februari 2023   18:13 Diperbarui: 4 Februari 2023   13:40 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Triangle of Sadness, komedi satire angkat isu gender dan kelas sosial. Sumber: IMDb

"We shouldn't just slip into the stereotypical gender-based roles that everyone else seems to be doing. I want us to be equal." - Carl kepada Yaya.

Film Triangle of Sadness masuk dalam salah satu dari sepuluh nominasi film terbaik Oscar tahun ini. Film ini sebelumnya meraih Palme d'Or di Festival Film Cannes dan masuk nominasi Golden Globe untuk film terbaik kategori musikal/komedi. Tentang apa sih film ini?

Film ini mengisahkan pasangan kekasih Carl (Harris Dickinson) dan Yaya (Charlbi Dean). Keduanya adalah model dan influencer. Namun Yaya lebih populer dan lebih banyak menghasilkan uang daripada kekasihnya.

Suatu ketika mereka mendapat undangan gratis naik kapal pesiar mewah. Para penumpang adalah orang-orang berduit yang sebagian kaum eksentrik.

Para penumpang menikmati layanan yang berkelas. Hingga kemudian terjadi malapetaka.

Triangle of Sadness mendapatkan tiga nominasi Oscar (sumber gambar: IMDb) 
Triangle of Sadness mendapatkan tiga nominasi Oscar (sumber gambar: IMDb) 

Sebuah Dark Comedy dengan Visual Memikat

Film Triangle of Sadness bermain-main dengan isu gender dan perbedaan kelas sosial. Ada berbagai dialog dan pesan yang menyentil, apakah pria harus selalu membayar tagihan ketika mengajak kekasihnya berkencan? Apakah uang dan kedudukan masih sangat penting ketika kita berhadapan dengan marabahaya?

Paragraf berikutnya akan ada spoiler. Berhati-hatilah.

Ruben stlund (Turist, The Square), si sutradara asal Swedia ini menyampaikan cerita yang digarapnya sendiri dalam tiga babak. Setiap babak punya benang merah, terutama tentang uang, kekuasaan, gender, dan kelas sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun