Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apakah Kamu Menyukai Aroma Hujan?

15 September 2022   22:21 Diperbarui: 15 September 2022   22:25 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa tahu ada jasa ojek payung dari si kucing (ilustrasi buatan Sri Vijayanti) 

Hujan itu belum tiba meski langit telah begitu gelap. Namun, aku bisa menebak hujan akan segera tiba. Aromanya telah menyeruak. Aku bisa menghirup aromanya. Aroma hujan.

Tak lama hujan pun mengguyur jalanan, halaman,  dan sekitar. Aku terlindung karena berada di dalam rumah. Dulu atap rumah pernah bermasalah, sehingga air hujan masuk ke kamar. Tapi kini aku merasa kering dan hangat.

Hujan turun begitu derasnya. Kubuka sedikit jendela agar aku bisa membaui aromanya. Aroma hujan. Aroma ini khas, seperti aroma tanah basah. Aroma yang menenangkan, aku menyukainya.

Aroma ini berbaur dengan kopi hitam yang baru kuseduh. Uap panasnya menghambur di udara, memberikan rasa hangat dan aroma kopi yang pahit dan khas. Aroma hujan bersanding dengan aroma hujan, selaras juga.

Sambil memperhatikan jalanan dari balik jendela, kuhirup kopi yang masih panas perlahan-lahan. Kulihat kucingku, Opal, berlari masuk halaman. Ia berlari kencang ke dalam rumah lewat pintu khusus kucing yang kupasang buat mereka. Ia kibas-kibaskan bulunya yang basah. Aroma hujan itu ikut dibawanya lewat bulunya.

Aroma hujan apa saja senyawa yang ada di dalamnya? Aku bertanya-tanya? Mengapa tanah bercampur dengan air hujan bisa menghasilkan aroma khas menenangkan?

Apakah tidak ada yang terpikir untuk menciptakan aroma terapi berupa aroma hujan?

Ku yakin ada banyak yang menyukai aroma hujan. Apakah kamu juga menyukai aroma hujan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun