Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Obrolan Ringan Perekat dan Perusak Momen Silaturahmi

29 April 2022   18:57 Diperbarui: 29 April 2022   19:02 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat bertemu keluarga bisa jadi momen menyenangkan atau malah berakhir buruk (sumber gambar: Nichole Micholau) 


Lebaran waktunya berkumpul bersama para saudara, tetangga di kampung halaman, dan juga para sahabat. Ketika bersilaturahmi ke rumah saudara atau berkumpul di saudara yang dituakan, biasanya ada saja bahan obrolan. Obrolan ringan tersebut meski kesannya sederhana, perlu dipilah-pilah agar momen silaturahmi ini bisa mempererat, jangan malah merusak rasa kekeluargaan.

Cara memilah-milah bahan obrolan itu gampang-gampang susah. Sebenarnya kita bisa melakukannya dengan melihat situasi dan respon lawan bicara kita. Sebenarnya juga ada tips dan trik jika kita ingin menghindari dan merespon bahan obrolan yang tak diinginkan secara elegan.

Memang ada beberapa topik pembicaraan yang sebaiknya dihindari ketika kita berkumpul. Pertanyaan 'kapan' ini dan itu adalah topik yang perlu dihindari. Pertanyaan seperti kapan lulus, kapan bekerja, kapan punya pacar, kapan menikah, kapan punya anak, kapan nambah anak, kapan-kapan lainnya ini jenis pertanyaan yang biasanya membuat momen berubah menjadi tidak nyaman.


Selain seolah-olah membuat lawan bicara merasa diinterogasi, pertanyaan ini kerap merendahkan, seolah-olah apa yang dilakukan lawan bicara saat ini masih terasa kurang baik di mata si penanya. Apalagi jika bertanya di depan banyak saudara. Wah bisa-bisa mood lawan bicara jadi buruk dan kita dianggap saudara yang perlu masuk daftar hitam.

Hal yang sama juga terjadi apabila kita ditanyai hal yang sama tentang topik tersebut. Tapi meski mood mulai berubah kurang baik, maka kita juga perlu melihat situasinya. Kan tidak enak juga kita ngambek di tengah-tengah pertemuan keluarga.

Ada kalanya si penanya melakukannya untuk sekadar basa-basi atau bercanda. Jika pertanyaannya hanya basa-basi, jawab saja singkat dan lugas. Misalnya kita ditanya 'kapan lulus' atau 'kapan menikah', jawab saja singkat, "Doakan ya!" Lalu segera pindahkan ke topik lainnya, atau balik bertanya. 

Atau jika kita malas menjawab, pura-pura saja tidak mendengar, "Eh tadi nanya apa ya? tapi saya mau ke toilet dulu." Atau pura-pura dapat telpon. Cara-cara ini biasanya cukup manjur berdasarkan pengalaman hehehe.

Jika penanyanya konteksnya bertanya tentang hal tersebut untuk bercanda, maka jawab juga dengan bercanda. Jadi kita tidak merasa bad mood dan juga situasi di acara silaturahmi tetap terjaga dengan baik.

Sebagai ganti daftar pertanyaan yang menjengkelkan, maka kita bisa menanyakan hal sederhana seperti "Apa kabar?" Biasanya pertanyaan ini bisa membuka banyak dialog berikutnya.

Sebenarnya ada beberapa topik yang bisa dipilih untuk mempererat tali persaudaraan. Tapi ya itu kuncinya kita mudah beradaptasi dengan situasi dan melihat respon lawan bicara. Oleh karenanya saya lebih suka jadi pendengar daripada penanya, agar saya bisa melihat dan memahami lawan bicara saya dulu.

Kalau obrolan yang kusuka dan biasanya juga manjur jadi obrolan yang menyenangkan yakni tentang hobi dan makanan. Untuk hobi bisa disesuaikan dengan lawan bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun