Bulan Ramadan adalah bulan suci yang penuh berkah. Pada bulan ini, ibadah mendapat ganjaran berkali-kali lipat. Ada banyak amalan yang bisa dilaksanakan selama bulan suci ini, dari yang ringan bisa dilakukan di rumah hingga yang agak berat. Salah satu amalan yang relatif sederhana, namun juga memberikan manfaat adalah membaca buku-buku yang mempertebal keimanan.
Berbicara tentang amalan Ramadan, rupanya ada banyak hal yang bisa dilakukan. Amalan yang disarankan di antaranya melakukan sholat tarawih dan witir, mengakhirkan waktu sahur dan segera berbuka puasa, tadarusan atau membaca Al-Quran, memperbanyak sedekah, memberikan makanan ke mereka yang berpuasa, melakukan i'tikaf atau berdiam diri di masjid pada 10 hari terakhir, memperbanyak dzikir, dan melakukan umrah apabila mampu.
Amalan-amalan di atas sebagian besar bisa dilakukan di rumah. Berdzikir, misalnya. Bisa dilakukan seusai sholat atau kapan saja.
Nah, selain amalan di atas, oleh karena Allah SWT menyukai hambanya yang gemar menuntut ilmu, maka membaca buku-buku yang bermanfaat juga termasuk amalan ibadah yang bisa dipilih saat Ramadan. Buku-bukunya tentu saja jenis buku yang bermanfaat, misalnya buku-buku yang jika dibaca bisa mempertebal keimanan, bisa menambah ilmu dan wawasan tentang Islam, dan juga buku-buku yang jika dikuasai dan diterapkan ilmunya maka bisa bermanfaat bagi orang banyak dan lingkungan sekitarnya.
Membaca buku-buku yang bermanfaat ini jenis amalan saat Ramadan yang biasa kulakukan selain membaca Al-Quran. Alasannya sederhana  karena membaca adalah hobiku dan di rumah ada banyak buku tentang agama dan ilmu pengetahuan lainnya yang belum selesai kubaca.
Kebiasaan ini dididik ibu sejak kecil. Di rumah, ibu punya banyak koleksi buku-buku agama, dari buku tafsir jilid satu sampai tiga, buku tentang ilmu tajwid, buku tentang 25 Nabi, buku-buku tentang Walisongo, juga ada beberapa buku tentang kumpulan doa. Oh iya dibrak buku milik ibu juga ada buku-buku tentang tata cara sholat sunnah, seperti sholat hajat, sholat gerhana, dan lainnya.
Biasanya aku membaca usai Sahur atau setelah membantu ibu menyiapkan hidangan berbuka puasa alias ngabuburit. Sambil menunggu bedug ditabuh, aku membaca buku-buku religi koleksi ibu.
Tentang buku tafsir Al-Qur'an, ini membantuku memahami ayat-ayat yang ada di Al-Quran. Dulu aku suka mencoret-coret buku tafsir ini, kutandai mana ayat yang ingin kupahami maknanya. Kata ibu dan guru agama di sekolah, membaca Al-Qur'an perlu memahami maknanya, tidak hanya sekadar membacanya. Adanya buku tafsir ini membantuku memahami kitab suci.
Koleksi lainnya milik ibu yang berkesan adalah kisah 25 Nabi. Aku masih ingat beberapa ceritanya, tentang Nabi Musa yang banyak bertanya ketika bertemu Nabi Khidir, lalu cerita tentang Nabi Yahya dan Nabi Zakariyya yang menyentuh.
Tentang kisah Walisongo, ibu punya buku yang khusus membahas tentang Sunan Ampel, Sunan Gresik, dan Sunan Bonang. Aku suka membaca tentang Sunan Bonang yang merupakan putra dari Sunan Ampel, karena ia punya metode menarik dalam menyebarkan agama, yakni dengan menggunakan bonang alias alat musik bagian dari gamelan Jawa.
