Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kucing-kucing Punya Rahasia

11 Januari 2022   13:20 Diperbarui: 11 Januari 2022   13:33 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kakak beradik Pang Pong yang lucu (dokpri)

Bunyi telpon berdering. Kendaraan pasangan sudah dekat. Aku bergegas ke halaman membuka pagar. Tumben rumah sepi, kucing-kucing pada ke mana ya. Ketika pagar sudah bergeser mentok, aku terkejut ketika menengok ke samping. Kucing-kucing satu dua tiga empat...delapan berlarian dari jalan, sebelah kanan rumah. Eh...mereka habis ngapain ya?

Sejak WFH waktuku bersama para kucing semakin banyak. Kini mereka bisa makan lebih banyak dari biasanya. Jika dulu rata-rata hanya sarapan, makan siang kusediakan berupa makanan kering, dan kemudian makan malam. Kini mereka bisa makan empat kali atau malah lebih.

Waktu bermain pun juga lebih banyak. Ketika aku mengerjakan laporan atau analisa, kucing-kucing sibuk bergulat atau bersalto. Ketika ada rapat, kucing-kucing bergelung di kakiku, kadang-kadang juga tidur di pangkuanku.

Saat memasak mereka juga mengawasiku dari anak tangga. Mereka memastikan aku masak dengan benar, syukur-syukur mereka juga dapat jatah. Mereka sekalian memastikan apakah aku menutup panci dengan rapat. Jika tidak, berarti ada peluang mereka bisa mencuri ayam rebus seperti yang mereka lakukan beberapa kali.

Ya, kini waktuku bersama mereka semakin banyak. Namun  menariknya aku seperti tak tahu banyak tentang kehidupan mereka. Mereka masing-masing punya rahasia.

Nero, misalnya. Kucingmu Nero sejak puber mulai suka keluyuran. Menariknya tetanggaku punya nama julukan khusus untuknya yaitu Cimot. Katanya Cimot suka banget tidur siang di rumahnya. Eh bisa juga sih, kalau siang kan aku ke kantor.

Lalu ada juga si Mungil. Kini ia punya dua rumah. Rumahku dan rumah bu RT. Ia dapat dua majikan karena aku pernah lama tinggal di Malang pada tahun lalu, menemani ayah yang sedang sakit. Karena merasa kurang diperhatikan maka ia melancong dan ketemulah Bu RT yang sayang padanya. Si Mungil memang memiliki darah kucing jantannya yang dulu hilang. Kini si Mungil makmur karena bisa makan ke sana dan ke sini.

Nah berikutnya adalah Opal. Si Opal mewarisi semangat Nero bertualang. Jika kupanggil, ia suka muncul di rumah tetangga yang kosong. Bahkan berlarian di genting rumahnya. Waduh moga-moga nggak ada genting yang bocor.

Si kucing Samsudin juga punya rahasia. Kucing tomboy ini juga belakangan ini tak suka pulang, kelayapan. Makannya juga sedikit dan suka merenung di depan pintu menghadap halaman. Entah apa yang dipikirkannya. Pandangannya terasa jauh. Apa ia kangen dengan pasanganku?

Opal makin gemar keluyuran, ia ingin bisa bepergian ke mana saja (dokpri)
Opal makin gemar keluyuran, ia ingin bisa bepergian ke mana saja (dokpri)

Pasanganku sangat sayang ke Samsudin. Ia suka mengajaknya ke kamar khusus mainannya dan memanjakannya. Kini pasangan jarang pulang karena bergantian menginap ke rumah sakit menjaga ibunya yang tengah dirawat. Sejak itu Samsudin makin sering melamun dan keluyuran.  Jika kugendong, ia nampak sedih dan ingin menangis.

Ada lagi cerita dari Pong Pom Poko. Kucing mirip rakun ini paling manja dan rakus. Ia lucu, perawakannya mirip banget dengan Mungil, induknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun