Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Ghostbusters: Afterlife", yang Hanya Seru untuk Nostalgia

15 Desember 2021   14:09 Diperbarui: 17 Desember 2021   14:21 1464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film "Ghostbusters: Afterlife", film seru untuk bernostalgia. Sumber: Sony Pictures

Jangan berharap banyak ke film berjudul "Ghostbusters: Afterlife". Setelah lebih dari tiga dekade, film ini kembali dibuat dengan sentra cerita ke generasi penerusnya, si cucu salah satu anggota Ghosbuster. Namun sayangnya alih-alih memiliki jalan cerita yang menggugah, film ini hanya menawarkan nostalgia.

Dua kali dibuatkan sekuel Ghostbusters, eh yang satu, yang dirilis tahun 2016 dianggap reboot. Dua kali juga rasanya film adaptasinya gagal. Entahlah. Sepertinya memang film Ghostbusters sudah bagus dengan dua filmnya plus versi animasinya pada jaman dulu, sekitar tahun 80-90an.

Sulit rasanya untuk membuat film Ghostbusters yang berkesan dari segi cerita dan pemerannya. Atau mungkin perlu penulis cerita yang andal untuk membangun kisah yang apik.

Film pertama dan keduanya sudah cukup bagus dan melegenda (sumber: IMDb)
Film pertama dan keduanya sudah cukup bagus dan melegenda (sumber: IMDb)
Film "Ghostbusters" (2016) terlihat kental sekali semangat feminismenya dengan tokoh utama didominasi perempuan. Tokoh pria yang diperankan Chris Hemsworth menjadi asisten yang tidak kompeten.

Benang merah dengan kedua film legendarisnya mungkin ketertarikan tokohnya dengan fenomena paranormal dan peralatan untuk mendeteksi juga memperangkap hantu, dari mobil Ecto-1, proton pack, dan rail personal protective equipment. Ada juga kemunculan beberapa pemeran utamanya jaman dulu. Tapi sayangnya konflik cerita dan solusinya begitu saja. Tipikal. Mudah dilupakan.

Nuansa feminis kental tapi cerita kurang berkesan (sumber: IMDb)
Nuansa feminis kental tapi cerita kurang berkesan (sumber: IMDb)
Sekuel berikutnya, "Ghostbusters: Afterlife" yang dirilis awal Desember lebih erat benang merahnya. Hal ini dikarenakan ketiga tokoh utama cerita, Callie Spengler (Carrie Coon), Trevor Spengler (Finn Wolfhard), dan Phoebe Spengler (Mckenna Grace) adalah anak dan cucu dari Dr. Egon Spengler, yang merupakan salah satu anggota Ghosbusters pada tahun 80-an. Di sini ia dikisahkan baru meninggal setelah terjadi aktivitas supranatural.

Paragraf di bawah ini mengandung spoiler.

Ibu dan dua anak tersebut kemudian mewarisi rumah dan lahan pertanian tersebut. Trevor dan Phoebe berjuang untuk segera beradaptasi dengan lingkungan baru. Trevor dan Phoebe masing-masing mendapat kawan baru, Lucky (Celeste O'Connor)  dan Podcast (Logan Kim). Phoebe juga mulai akrab dengan gurunya, Gary (Paul Rudd).

Konflik mulai bergulir ketika Phoebe mendapati ada hantu di rumahnya. Hantu itu membawanya ke sebuah alat perangkap hantu. Sedangkan kakaknya berupaya memperbaiki mobil  Ecto-1.

Tokohnya anak-anak jadi seperti
Tokohnya anak-anak jadi seperti "It" dan "Stranger Things" (sumber: IMDb)
Ketika si perangkap hantu itu ditunjukkan Phoebe ke Podcast dan gurunya, ada sosok hantu yang lepas. Rupanya itu adalah anak buah Gozer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun