Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Musim Festival Film, Sambut Jakarta Film Week dengan 65 Film Gratis

15 November 2021   06:21 Diperbarui: 15 November 2021   06:26 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelanjutan Negeri Lima Menara hadir lewat "Ranah 3 Warna" (sumber gambar: Jakarta Film Week)

Bulan November adalah bulannya festival film. Pada bulan ini juga diadakan ajang festival perfilman Jakarta Film Week untuk pertama kali. Kegiatan ini diadakan hibrid, daring dan luring. Selama 18-21 November bakal ada 65 film yang bisa dinikmati gratis.

Dulu juga ada Jakarta International Film Festival (Jiffest), yang diawali tahun 1999. Sudah cukup lama Jiffest tak terselenggara, terakhir tahun 2013, sehingga kegiatan Jakarta Film Week mendapat sambutan hangat. 

Tiket nonton di Grand Indonesia, Metropole, dan Hotel Ashley sudah ludes sejak hari pertama pengumuman. Namun masyarakat masih bisa menyaksikannya secara daring di Vidio.

Ada 65 film yang merupakan film pendek dan film panjang. Genrenya beragam, secara umum terbagi atas dokumenter dan fiksi. Dari 65 film tersebut terbagi film kompetisi dan nonkompetisi. Filmnya berasal dari berbagai negara, di antaranya Prancis, Malta, Italia, Selandia Baru, Kanada, Korea Selatan, Hongkong, Afghanistan, Palestina, India, Mesir  Malaysia, Filipina,  Thailand, China, dan Jepang.

Kelanjutan Negeri Lima Menara hadir lewat
Kelanjutan Negeri Lima Menara hadir lewat "Ranah 3 Warna" (sumber gambar: Jakarta Film Week)

Dari Indonesia ada beberapa film yang rilis perdana pada acara tersebut. Film-film tersebut adalah "Ranah 3 Warna" yang diangkat dari novel A. Fuadi, "Kadet 1947" tentang para kadet yang tak berpengalaman dalam mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda, "Cinta Bete" mengenai percintaan seorang gadis bernama Bete di Atambua, dan "Yowis Ben 3" melanjutkan kisah hidup Bayu Skak dan bandnya.

Keempat film ini semuanya menarik. Tak heran bila tiketnya langsung terjual habis. Selain itu juga ada beberapa film Indonesia yang sayang dilewatkan dari "Death Knot" tentang mitos bunuh diri musiman karya Cornelio Sunny, "Everyday is Lullaby", "Dari Hal Waktu" tentang seniman teater, "Ibu" tentang sosok ibu yang kesepian, dan "Marapu, Fire and Ritual" tentang praktik ritual budaya di Sumba Barat.

Apabila kalian suka tentang film dokumenter tradisi spiritual maka film Marapu yang merupakan dokumenter tentang praktik ritual untuk mengembalikan spirit Marapu di desa Sodan sayang dilewatkan.

Ritual mengembalikan Marapu sayang dilewatkan (sumber gambar: Jakarta Film Week)
Ritual mengembalikan Marapu sayang dilewatkan (sumber gambar: Jakarta Film Week)
"Ranah 3 Warna" terpilih sebagai film pembuka. Kisahnya tentang Alif yang baru lulus dari Pondok Madani. Lalu kebingungan ketika menyadari tentang ijazah di pesantren untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Film-film lainnya yang juga tak kalah menarik di antaranya "Zero" tentang dokter berusia 82 tahun yang pensiun untuk merawat istrinya. Film dokumenter  Jepang ini berdurasi 132 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun