Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Berbagai Animasi dari Mesir, Ada "The Knight and The Princess"

8 November 2021   16:48 Diperbarui: 8 November 2021   17:05 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Animasi dari Mesir berjudul "The Knight and The Princess" bisa disimak di Netflix (sumber gambar: egypttoday.com)

Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang membahas tentang perkembangan animasi di Afrika (Industri Animasi Afrika). Rupanya animasi berkembang pesat di negara Afrika Selatan. Nah, rupanya Afrika Utara, terutama Mesir, juga memiliki banyak animator. Yuk kita bahas animasi dari Afrika Utara,

Animasi Afrika umumnya mengetengahkan kultur, cerita rakyat, kondisi alam, dan gagasan dalam wujud cerita yang riil maupun dengan unsur fantasi. Gambarnya memiliki ciri khas bergantung pada studio pembuatnya, yang membedakannya dengan anime alias animasi Jepang maupun animasi Hollywood.

Di Afrika bagian utara, negara yang paling menunjukkan perkembangan pesat di industri animasi adalah Mesir. Negara ini bahkan mengawali sejarah animasi sejak tahun 1936.

Animasi hitam putih ini dibuat tiga bersaudara tahun 1936. (sumber gambar: IMDb)
Animasi hitam putih ini dibuat tiga bersaudara tahun 1936. (sumber gambar: IMDb)
Film yang dirilis pada tahun tersebut berjudul "Mafish Fayda" yang bercerita tentang karakter bernama Mish-Mish Effendi. Film ini dibuat oleh tiga bersaudara Herschel Frenkel, Shlomo Frenkel dan David Frenkel. Gambarnya cukup bagus, rapi, dan transisinya halus, meski masih hitam putih.

Selanjutnya pada tahun 1968 hadir film pendek berjudul "The Bottle" karya Ihab Shaker. Animasinya juga masih hitam putih. Ceritanya tentang seseorang yang kesulitan membuka tutup botol. 


Setelah itu industri animasi Mesir sempat vakum, kemudian mulai bangkit kembali pada dua dasawarsa terakhir. Hingga saat ini dikabarkan Mesir telah memiliki sekitar 50 studio animasi.

FIlm animasi pendek berjudul "Nour" (2006) karya Mohanad Hassan berhasil menjadi sorotan.  Ceritanya tentang manusia yang terus berupaya mencari cahaya. Cahaya di sini maknanya bisa banyak, harapan, atau juga penerang. 

Animasi monokrom yang raih pujian (sumber gambar: changethelifechannel.blogspot.com)
Animasi monokrom yang raih pujian (sumber gambar: changethelifechannel.blogspot.com)

Prestasi Mohamad kemudian disusul oleh Mohamed Ghazala yang pada tahun 2010 berhasil meraih Animation Prize di African Movie Academy Awards di Lagos, Nigeria. Ia berhasil mendapat penghargaan lewat film pendeknya berjudul "Honayn's Shoe" yang berdurasi tiga menitan. Dalam film ini digambarkan seorang manusia dan untanya yang berjalan di Gurun Sahara. Si manusia girang menemukan sepatu, lalu terjadilah kecerobohan. Ceritanya menggelitik dengan gambar animasi yang relatif sederhana, namun memiliki daya tarik tersendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun