Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Tarung Sarung" Raih Penghargaan Khusus Film dengan Muatan Lokal Terpuji

23 Oktober 2021   23:59 Diperbarui: 24 Oktober 2021   00:14 1489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yayan Ruhian dalam film ini menjadi pelatih tarung sarung | sumber gambar: Kompas.com


Tak ada film yang meraih predikat film terpuji tahun ini di ajang Festival Film Bandung (FFB) 2021. Namun sebagai kejutan ada penghargaan khusus yang diterima oleh film "Tarung Sarung". Film yang dibintangi Yayan Ruhian dan Panji Zoni ini meraih piala FFB untuk kategori Film dengan Muatan Lokal Terpuji.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Chand Parwez, penggagas ajang FFB kepada Yayan Ruhian yang mewakili produser dan kru "Tarung Sarung" petang ini (23/10) di gelaran FFB 2021 yang diadakan di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung.

Film-film dengan muatan lokal ini mewarnai dinamika perfilman nasional. Ia memberikan gambaran tentang betapa kayanya budaya di Indonesia. Tiap daerah memiliki muatan lokalnya masing-masing yang unik.

Tak sedikit film bermuatan lokal yang mendapatkan apresiasi baik tingkat nasional maupun mancanegara. Beberapa film bermuatan lokal yang sukses melenggang ke berbagai festival mancanegara di antaranya "Turah", "Sekala Niskala", "Marlina si Pembunuh dengan Empat Babak", "Under The Tree", "Kucumbu Tubuh Indahku", dan yang terbaru adalah "Yuni".

Menurut Chand Parwez, film dengan muatan lokal ini potensial dan Indonesia begitu kaya akan muatan lokal yang bisa dieksplorasi. Ia mencontohkan film "Yuni" dimana pemain dituntut untuk menguasai bahasa daerah Jawa dan Sunda khas Banten, juga situasi kondisi yang lekat dengan masyarakat Cilegon, Banten.

Film "Tarung Sarung" sendiri memiliki unsur lokal yang kental yaitu budaya suku Bugis. Dalam film ini diperlihatkan berbagai seni tradisi yang masih terjaga oleh masyarakat Sulawesi Selatan, seperti tarung sarung dan Marakka' Bola yaitu memindahkan rumah secara bergotong-royong.

Jaman dulu dengan badik dan ada yang meninggal saat sarung tarung, sekarang lebih ke seni pertunjukan atau kompetisi | sumber gambar: Tribunnews.wiki.
Jaman dulu dengan badik dan ada yang meninggal saat sarung tarung, sekarang lebih ke seni pertunjukan atau kompetisi | sumber gambar: Tribunnews.wiki.


Tarung sarung alias Sigajang Laleng Lipa sendiri adalah seni bertarung yang unik. Tujuannya umumnya untuk menyelesaikan perselisihan di antara dua pihak jika tak ada kata mufakat dan juga sebagai media untuk menjaga harga diri. Kedua orang yang berselisih disatukan dalam satu sarung, lalu mereka akan bertarung sesuai aturan tertentu, misalnya tidak boleh ke luar dari sarung dan sebagainya.

Zaman dulu orang bertarung dengan badik Bugis. Namun sekarang ajang tarung sarung lebih sebagai pertunjukan atau kompetisi.

Selain meraih penghargaan khusus, film "Tarung Sarung" juga mendapatkan dua piala FFB dari enam nominasi melalui kategori pemeran pembantu pria terpuji yang diraih Yayan Ruhian dan penulis skenario terpuji oleh Archie Hekagery.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun