Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Janji Joni" dan Dokumentasi Teknologi Analog Sinema di Indonesia

6 Oktober 2021   22:00 Diperbarui: 6 Oktober 2021   22:03 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyaksikan "Janji Joni" mengingat sebuah masa di dunia sinema Indonesia | sumber gambar: IMDb

Kembali ke teknologi film. Apabila kalian menonton kembali film "Janji Joni" yqng dibesut Joko Anwar di platform OTT maka kalian akan diajak bernostalgia ke masa teknologi sinema yang masih menggunakan sistem analog. Roll film 35 mm diputar dengan menggunakan proyektor. Roll film ini harus dirawat dengan baik-baik karena bisa kusam atau malah jamuran.

Lalu teknologi digital mengubah semuanya. Profesi pengantar roll film seperti Joni pun telah punah. Bioskop-bioskop menengah ke bawah yang tak mampu beradaptasi dengan teknologi digital karena investasinya yang besar maka satu persatu pun tiarap.

Di Indonesia perubahan mengarah ke teknologi digital mulai terjadi pada tahun 2005 diawali oleh jaringan Blitz kemudian sejak tahun 2010-an sudah hampir semua jaringan bioskop menggunakan teknologi digital.

Profesi pengantar rol film pun punah dengan teknologi digital sinema | sner gambar: facebook.com/Lembaga Sensor Film
Profesi pengantar rol film pun punah dengan teknologi digital sinema | sner gambar: facebook.com/Lembaga Sensor Film


Dengan teknologi digital, tak perlu lagi jasa pengantar roll film. Film digital dikemas dalam bentuk Digital Cinema Package di mana gambar dan suara sudah ada di dalamnya, demikian juga dengan subtitle-nya.

Paket  film digital tersebut kini didistribusikan melalui hardware, piringan optik, ataupun satelit. Namun pemutarnya pun juga khusus, menggunakan proyektor digital, tidak bisa menggunakan proyektor untuk pita seluloid.

Selain lebih mudah distribusinya, gambar dan suara dengan teknologi digital lebih jernih. Pembuatan film dengan format digital juga lebih murah dibandingkan dengan format pita seluloid.

Ada begitu banyak perubahan di dunia sinema. Kini dengan hadirnya platform OTT, juga mulai terjadi pergeseran distribusi film. Namun pengalaman menyaksikan film di bioskop dengan layar lebar dan kualitas suara yang baik memang masih sulit digantikan.

Ya, dengan menyaksikan "Janji Joni" kita bisa melihat kepingan sejarah teknologi analog yang dulu digunakan oleh industri sinema di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun