Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rubah Putih | Bagian Terakhir Berlari Bersama Kucing

16 Agustus 2021   19:15 Diperbarui: 16 Agustus 2021   19:24 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rubah putih itu jinak dan cerdas| Sumber: dudleyzoo.org.uk

Kastil makin dekat. Eh muncul raksasa lagi. Nero mengisyaratkan aku untuk melempar pedang ke arahnya Duh pedangnya berat sekali tak seperti bayanganku. Aku memegangnya saja setengah mati. Kulempat ia sekuat tenaga. Aku jadi takut badanku sendiri yang terlempar.

Akhirnya pedang itu terlempar meski aku tak yakin mampu mengenai badan raksasa tersebut.

Kami memasuki kastil. Jembatan ditarik dan kemudian ditutup.

Nero di dalam kastil mengecil seperti ukurannya semula. Kami kembali berpelukan. Ah hangatnya. Selama beberapa saat kami hanya diam dan berpelukan.

Di dalam kastil ada lorong-lorong dan berbagai ruangan yang diterangi obor. Aku tak lagi heran bila tak ada penghuninya.

Nero kembali mengajakku berlari. Ayo. Kami berlari  memasuki ruangan demi ruangan. Ada ballroom, tempat kesatria berkumpul, tempat raja berkumpul bersama para menterinya. Semuanya kosong.

Lalu ada ruang baca dan lemari buku. Nero melompat menujuk ke sebuah buku. Ketika tersentuh, ada pintu terbuka di baliknya. Kami berdua memasukinya. Ada pintu lagi di sana. Kubuka pintu itu perlahan-lahan.

Nero masih memelukku. Ia naik ke pundakku. Lalu kurasakan pelukannya melonggar.

Ketika pintu kubuka, yang terbentang adalah ruang depanku. Kami sudah berada di rumah.

Pintu kastil itu telah lenyap. Di luar adalah halaman rumah yang hanya diterangi lampu teras.

Kucing-kucingku berlarian menyambutku. Ada Kidut, Pang, Pong, dan Opal. Aku menengok ke kanan dan ke kiri, tak ada Nero. Aku susuri halaman. Tak ada sama sekali sosok Nero.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun