Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Peringatan Hari Film Nasional, Industri Film Nasional Masih Belum Baik-baik Saja

30 Maret 2021   08:59 Diperbarui: 30 Maret 2021   11:34 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film-film impor mendominasi bioskop-bioskop di kota, seperti di bioskop Atrium 21 yang merupakan bioskop kembar delapan di kawasan Solo Baru, Solo. Film Indonesia mengambil tempat di bioskop-bioskop di desa-desa, dengan jenis film biasanya kekerasan dan mistik (Sumber: MARSELLI via entertainment.kompas.com)

Namun orang Indonesia adalah orang yang gigih. Mereka pun berupaya beradaptasi pada situasi sulit ini dengan memanfaatkan teknologi dan platform yang tersedia dan makin diminati, yaitu platform streaming.

Pada bulan Agustus 2020 setelah sejak minggu terakhir Maret 2020 bioskop ditutup, industri film mencoba melakukan terobosan dengan menayangkan film secara eksklusif di ranah streaming. Ia adalah "Guru-Guru Gokil" yang tayang di Netflix.

Jejak "Guru-Guru Gokil" diikuti lainnya. Apalagi platform streaming makin diminati. Selain Netflix, di antaranya ada Disney+, Genflix, Mola TV, KlikFilm, dan GoPlay yang pada masa pandemi merilis film eksklusif.

Bioskop Online menampilkan model bisnis yang berbeda. Mereka mencoba menampilkan bioskop ala digital. Netizen tak perlu berlangganan, namun membayar pertiap film yang ingin ditonton dengan harga terjangkau yaitu Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu.

Langkah Bioskop Online ini banyak dapat pujian. Tak sedikit filmnya yang laris dan dipuji seperti "Story of Kale: When Someone's in Love" dan "Quarantine Tales".

Pada tahun 2020 ada 56 film Indonesia yang dirilis. Dari angka tersebut, 28 film masih sempat tayang sebelum pandemi. Setelah bioskop mulai dibuka hanya ada beberapa film yang sempat tayang di bioskop seperti "Kemarin", "Asih 2", dan "Generasi 90an: Melankolia", dan "Hiruk Pikuk Si Al-kisah".

Bagaimana dengan proses syutingnya? Kebanyakan yang tayang saat ini di platform streaming adalah film yang tertunda tayang di bioskop.

Tapi ada juga film yang memang baru dibuat pada masa pandemi. Mereka menggunakan protokol kesehatan ketat, mereka juga menggunakan bantuan teknologi. Ada yang memanfaatkan teknologi seperti Zoom. Ada juga yang lokasi syutingnya berjauhan, lalu disatukan pada saat proses editing.

Era yang sulit ini membuat mereka makin kreatif, baik dari segi proses produksi hingga pasca produksi, maupun memilih media penayangannya.

Dari harga tiket banyak yang memberikan promo dan menurunkan harga. Di Malang harga tiket rata-rata jadi Rp 20-30 ribu pada hari. Di Jakarta, seperti di XXI Kramat Jati, tiketnya jadi Rp 20 ribu pada hari biasa. Ini belum promo makanan minuman seperti popcorn dan paket makanan minuman. Semua dilakukan untuk menarik penonton.

Awal Maret salah satu bioskop di Malang masih begitu sepi meski akhir pekan (dokumentasi pribadi)
Awal Maret salah satu bioskop di Malang masih begitu sepi meski akhir pekan (dokumentasi pribadi)
Apakah Bakal Ada Film Lebaran Tahun Ini?
Tahun lalu tak ada film lebaran. Padahal biasanya pada momen lebaran, bioskop panen raya. Dan momen lebaran menjadi momennya film Indonesia karena sebagian besar bioskop memutar film Indonesia. Tak heran banyak yang antri untuk tayang pada momen lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun