Bagaimana bila tiba-tiba kalian dipecat dari pekerjaan, sementara kalian sudah berjanji ke putri kalian untuk mengajaknya ke taman hiburan? Kisah seorang ayah bernama Johan yang mencoba menjadi ayah yang sempurna ini merupakan salah satu dari konten original Genflix. "My Super Dad", judulnya
Film keluarga ini diawali dengan adegan istri Johan yang sedang melahirkan. Kelahirannya berisiko, namun sang istri tetap berupaya melahirkan. Ketika bayi tersebut lahir dengan selamat, sang istri pun menghembuskan nafas terakhirnya. Kata-kata terakhirnya, anak tersebut akan menjadi sumber kekuatan Johan kelak.
Cerita pun berlanjut ke sembilan tahun kemudian. Mia, putri Johan telah duduk di bangku sekolah dasar. Johan menyiapkan sarapan dan makan siang, lalu mengantarkan Mia ke sekolah sebelum berangkat kerja. Ia bekerja di sebuah majalah anak-anak.
Malang nian nasib Johan, kondisi perusahaan tempat ia bekerja sedang suram, ia dipecat. Sementara itu, Mia meminta ayahnya mengajaknya ke taman hiburan pada liburan Natal. Apa yang harus dilakukan Johan?
Sebuah Film Keluarga yang Menyentuh
Ada banyak film yang memiliki premis ayah yang menjadi orang tua tunggal dan mencoba melakukan apa saja agar bisa menjadi ayah dan orang tua yang sempurna bagi ayahnya. Dari segi tema mungkin tema film "My Super Dad" ini tidak istimewa. Meski temanya sudah umum, tapi film bergenre drama keluarga ini tetap menarik untuk diikuti.
Sepanjang satu jam empatpuluh menit penonton diajak untuk menyelami sosok Johan, sejak ia kehilangan istrinya dan kemudian ketika ia jatuh bangun mencari pekerjaan. Karakter Johan yang mudah mengalah dan pekerja keras ini dibawakan secara apik oleh Verdi Solaiman. Ia pandai membawakan peran ini sehingga penonton jadi merasa simpati dan peduli dengan karakternya.
Film "My Super Dad" juga turut dibintangi oleh Denira Wiraguna, Harris Vriza, Arief Fadhillah, Puspa Ritchwary, dan Bobby Samuel. Mereka memberikan kontribusi membangun atmosfer dan konflik dalam film ini.
Memang masih ada kekurangan di sana sini terkait dengan film ini. Dari segi cerita dan visualnya belum wah, masih seperti film-film FTV pada umumnya. Beberapa bagian cerita nampak terlalu didramatisir dan klise. Tokoh anak-anak yang jahat juga masih seperti yang biasa muncul di sinetron, generik.
Oh iya film ini juga memiliki nuansa Natal karena dikisahkan keluarga Johan beragama nasrani. Meski demikian, unsur religinya tidak begitu dominan sehingga bisa ditonton oleh penonton umum.
