Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Ketika Alam Menunjukkan Kuasanya dalam "Sabda Alam"

19 Juni 2020   11:19 Diperbarui: 20 Juni 2020   11:21 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film hitam putih ini menoreh prestasi (sumber: montase.org)
Film hitam putih ini menoreh prestasi (sumber: montase.org)
Ini sebuah kisah yang memilukan. Sebuah karya yang terbaik di antara film-film pendek lainnya dan layak menjadi pembuka sebuah omnibus. Film ini juga pernah mengharumkan nama bangsa dengan meraih penghargaan untuk kategori Best Cinematography dalam ajang Global Short Film Awards 2006.

"Harap Tenang Ada Ujian!"

Ini sebuah kisah yang menggelitik tentang anak kecil yang sedang belajar dalam rangka mempersiapkan ujian sekolah. Ia belajar tentang masa kependudukan Jepang. 

Tertanam di benaknya bahwa semua orang Jepang itu jahat termasuk orang Jepang yang diintainya saat ini. Ia dan kawannya nampak berkemah. Ini pastinya sebuah ancaman dan ia harus bertindak. Maka dengan ketapelnya anak laki-laki itu pun kemudian berjuang.

Bencana terjadi 10 hari jelang ujian sekolah (sumber: cinema poetica)
Bencana terjadi 10 hari jelang ujian sekolah (sumber: cinema poetica)
Film ini khas anak-anak dengan dialog bahasa Jawa sehari-hari. Kemudian ada adegan yang mempertemukan bahasa Jawa dan bahasa Jepang. Masing-masing kukuh dengan bahasanya. 

Yang terjadi kemudian adalah salah paham. Akhir film ini yang dibiarkan terbuka ini yang menarik, apalagi ketika si bocah ketakutan sekaligus marah lalu melontarkan kalimat yang kocak. Hahaha.

Film ini juga masih berkaitan dengan bencana alam Yogyakarta. Ia dikaitkan dengan ujian sekolah. Kejadian pada saat anak laki-laki yang diperankan oleh Muhammad Fendi Riyadi ini belajar adalah sehari sebelum gempa bumi besar di Yogya. 

Pertemuannya dengan pria Jepang yang rupanya adalah sukarelawan terjadi setelah bencana. Ia tetap belajar tekun di rumahnya yang sekarang berubah jadi rumah kardus. 

Rupanya meski terjadi gempa ujian sekolah tetap dilaksanakan seperti jadwal semula. Wah aku jadi mikir-mikir bagaimana anak-anak itu belajar mempersiapkannya. 

Film berdurasi 15 menitan ini karya Ifa Isfansyah. Ia meraih piala citra untuk kategori film pendek terbaik berkat film ini. Rupanya film inilah yang kemudian mengangkat karir Ifa yang gemilang di kancah perfilman nasional. 

Film-filmnya yang banyak mendapat apresiasi positif di antaranya "Sang Penari" , "Garuda di Dadaku" dan "Turah" (sebagai produser).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun