Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kangen Lari Keliling, Lari di Rumah Dulu

10 Mei 2020   21:05 Diperbarui: 10 Mei 2020   21:04 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku kangen lari di samping danau (dokpri)


Bunyi berbeda terdengar dari hapeku. Panggilan dari seseorang. Kubaca nama yang muncul di layar. Telepon dari Malang. Dari ibunda.

Kami saling menanyakan kabar. Menanyakan kondisi kesehatan kemudian bertanya tentang aktivitas pagi hari ibu dan ayah. Biasanya setiap sekitar pukul 05.30- 06.00 WIB,  ibu dan ayah berjalan kaki berkeliling. Mereka memulai kebiasaan ini sejak hendak berangkat haji dan berlanjut hingga sekarang.

"Nggak, Mama sudah berhenti kegiatan jalan kaki pagi sejak pandemi," jawab ibu. Kalau Ayah? Aku kembali bertanya.

Ayah susah dilarang. Meski tak lagi jalan pagi bersama ibu, ia tetap rajin berjalan kaki dengan rute yang pendek meski sudah masuk waktu berpuasa. Setelah jalan berkeliling kemudian diakhirinya dengan senam pagi di teras rumah. Jika dilarang ibu untuk jalan berkeliling, ayah menjawab ingin tetap sehat.

"Pakai masker kan kalau Ayah jalan keliling?" Aku memastikan. "Iya, Papa pakai masker kalau jalan ke luar rumah," terang ibu.

Sejak ayah rajin olah raga memang kondisi kesehatannya jadi lebih prima. Hanya aku agak was-was jika beliau masih jalan berkeliling. Tapi daripada beliau tertekan harus selalu di rumah dan malah sakit, ya mending  jalan kaki asal berhati-hati, ke luar rumah dengan tetap mengenakan masker.

Aku sendiri juga kangen olah raga lari. Melihat udara pagi yang segar dan cuaca yang bersahabat maka ingin rasanya mengenakan sepatu, berjalan dan kemudian berlari.

Kampus mungkin lagi sepi dan alangkah enaknya berlarian di tepi danau dan kawasan hijau lainnya. Tapi Depok masih zona merah dan riskan untuk ke sana. Olah raga bisa dilakukan di rumah.

Sebentar lagi bulan Juni rasanya asyik liburan berenang dan berzumba (dokpri)
Sebentar lagi bulan Juni rasanya asyik liburan berenang dan berzumba (dokpri)

Pasangan heran melihatku. Aku berlari di tempat kemudian berlari bolak balik ke sana ke sini di ruang depan sepanjang lima meteran. Hahaha olah raga apaan sih? Ya, daripada tidak sama sekali, jawabku.

Sebelum puasa aku suka berolah raga pagi. Ada aplikasi yang membantuku melakukan ragam gerakan. Ada aplikasi tujuh menit (7 Minutes Workout) dan aplikasi olah raga lainnya. Gerakannya ada crunch perut, squat, push up, lompat sambil bertepuk tangan alias loncat bintang, plank, dan lari di tempat. Meski hanya di bawah sepuluh menit, keringat sudah mengalir. Cukup melelahkan jika olah raganya dihayati dan dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Aku paling mudah kalah dengan plank. Meski tiap gerakan hanya sekitar 30 menit eh 30 detik, aku kadang-kadang menyerah. Ampun deh baru 15 detik tangan sudah berkeringat dan pegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun