Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Zoom Ketahuan Jual Data ke Pihak Ketiga, Duh Bikin Was-was

3 April 2020   23:32 Diperbarui: 3 April 2020   23:45 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabar Zoom menjual data pengguna ini mengejutkan (sumber gambar: melotronic.com)

Tahun lalu warganet dikejutkan dengan terendusnya penjualan data pribadi oleh Facebook kepada pihak ketiga. Kasus ini membesar dan kemudian menjadi bahasan dalam film "The Great Hack". Belum sembuh luka hati warganet, ada dugaan Google Classroom juga melakukan penambangan data para siswa dan guru yang menggunakan layanan awan tersebut. Dan beberapa hari lalu, warganet kembali dikejutkan dengan terendusnya penjualan data pengguna oleh pihak Zoom ke pihak ketiga. Duh, padahal Zoom termasuk platform video conference (vicon) gratisan yang dapat diandalkan.

Aku membaca kabar ini kali pertama di Vice, berdasarkan hasil investigasi Motherboard,  situs bagian dari VICE. Setelah itu berbagai media menuliskan hal serupa dan membeberkan investigasinya. Dari pemberitaan tersebut dikabarkan Zoom menjual datanya ke Facebook. 

Data pengguna tersebut yang disalahgunakan di antaranya alamat e-mail, lokasi, foto, dan zona waktu. Belum ketahuan apakah percakapan dan video pengguna juga disalahgunakan.  Dari berbagai media yang kubaca, Zoom berjanji akan memperbaiki sistemnya tapi mereka belum memaksa Facebook menghapus data-data pengguna yang sudah mereka tambang. 

Dalam artikelnya, Guardian menyebut Zoom sebagai privacy disaster. Mereka memiliki celah keamanan dan belum menggunakan enkripsi secara end to end.  Juga ditemukan bug dalam aplikasi ini yang dapat mengubah pengaturan mikropon dan penyadapan oleh webcam.

Membaca artikel-artikel ini membuat aku was-was. Aplikasi ini termasuk yang sering kurekomendasikan karena mudah digunakan. Ia termasuk stabil digunakan pada saat kondisi jaringan internet kurang bagus. Ia bisa digunakan untuk bercakap-cakap dengan banyak user, gratis, dan membantu untuk rapat online pada saat work from home seperti ini. 

Aplikasi ini laris manis pada masa pandemi seperti saat ini. Bahkan minggu depan kami berencana melakukan rapat dengan platform ini.  Memang Zoom berjanji akan berbenah, tapi siapa yang tahu jika mereka masih membiarkan celah-celah keamanan tersebut dan tetap menjual data ke pihak ketiga?

Wah kalau seperti ini rasanya kita semua tidak bisa lolos dari mata-mata dari aplikasi gratisan. Yang menyedihkan kita seolah-olah yang 'sukarela membagikan data pribadi kita untuk mereka jual atau mereka gunakan untuk riset. Aplikasi di Android rata-rata terhubung akun Google dan WhatsApp juga telah dibeli oleh Facebook. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga data pribadi kita agar tak disalahgunakan? Para ahli menyarankan agar kita rajin mengubah password dan membaca baik-baik pengaturan data pribadi, serta rajin memutakhirkan aplikasi. Para penyedia layanan juga diminta untuk transparan dalam pengolahan data pengguna dan mematuhi GDPR (General Data Protection Regulation). 

Waktunya kita memegang kendali atas data pribadi kita, minimalkan upaya penyedia layanan untuk seenaknya memasuki dan memanfaatkan ranah pribadi kita

Referensi: satu, dua, tiga, empat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun