Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesan Tara Basro untuk Cinta dan Bangga Tubuh Sendiri

4 Maret 2020   21:55 Diperbarui: 5 Maret 2020   10:48 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media dan produk-produk kecantikan sudah lama membantu menanamkan di benak perempuan Indonesia. Cantik itu tinggi, langsing, berhidung mancung, berambut panjang, dan berkulit putih. Hingga kemudian kampanye itu mulai bergeser dengan berubahnya definisi kecantikan. 

Namun sayangnya, masih banyak body shaming dan kasus perundungan dikarenakan permasalahan bentuk badan. Oleh karenanya kampanye body positivity yang dilontarkan Tara Basro pun mendapat sambutan hangat.

Pada waktu aku masih kanak-kanak, teman-teman di sekolah dan di kampung suka mengejek dengan bahan fisik. Yang badannya kurus dipanggil cungkring, ada juga yang dipanggil sipit karena matanya kurang besar. 

Julukan lainnya tak kalah kasar seperti si gembrot, si tonggos dan sebagainya. Waktu itu aku ingat salah satu tetanggaku yang usianya sebaya kakakku menangis histeris. Ia mengamuk dan tidak terima dengan ejekan tersebut.

Body shaming memang masih sering kita dengar. Baik di lingkungan sekolah, di lingkungan kantor, maupun di pergaulan sehari-hari. Mungkin ada yang nampak biasa saja ketika dipanggil dengan julukan kasar itu, tapi siapa tahu sebenarnya ia sedih. 

Mungkin sedikit yang tahu ia sudah berusaha untuk diet dan olah raga dengan keras, tapi belum bisa menurunkan berat badan secara signifikan.

Yang menyedihkan apabila body shaming itu dilakukan secara terus-menerus sehingga seseorang merasa tertekan. Sudah ada beberapa kasus seseorang merasa depresi hingga melakukan percobaan bunuh diri karena tak tahan diejek oleh kawan-kawannya.

Memiliki tubuh yang ideal dan sempurna memang harapan seorang wanita. Tapi ada kalanya tubuh fisik sulit diubah. Lagipula definisi cantik itu relatif. Cantik juga tak harus putih, tinggi, dan berambut lurus panjang. Yang lebih penting adalah mencintai diri sendiri dan bersikap baik.

Pesan body positivity atau mencintai bentuk tubuh sendiri ini yang disampaikan oleh Tara Basro lewat akun media sosialnya ramai dibahas. Hal ini dikarenakan ada satu foto Tara yang dianggap pihak Kominfo cenderung vulgar dan di-take down. Banyak pihak yang pro dan kontra terhadap putusan Kominfo ini.

Untunglah dua foto lainnya tidak dihapus. Foto tersebut memerlihatkan Tara yang nampak santai dengan badannya yang sedang dalam kondisi 'kurang ideal' untuk definisi 'body goal' saat ini. Ia berkata bahwa ia mencintai dan bangga dengan tubuhnya apa adanya. Ia bersyukur dengan apa yang dimilikinya.

Pesan mencintai tubuh kita bukan berarti membiarkannya saja. Kita tetap berupaya menjaga tubuh kita agar selalu sehat dan bersih dengan berupaya berolah raga dan menyantap makanan sehat. Namun, berhentilah untuk terus mencela tubuh kita sendiri dan terus membanding-bandingkannya dengan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun