Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hujan, Imlek, dan Harapan

25 Januari 2020   21:20 Diperbarui: 25 Januari 2020   21:17 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Tahun Baru Imlek (bahan gambar dari film I Lost My Body/Netflix)

Gerimis terus mengguyur langit Jakarta Timur sejak siang hari. Aku pun menyiapkan jaket plus payung ketika memutuskan untuk pergi. Sepertinya hujan akan awet mengisi hari ini. Imlek biasanya memang lekat dengan hujan atau angin.

Di pusat perbelanjaan Cijantung, pengunjung melimpah. Rasanya di tiap sudut selalu sesak. Pengunjung kemudian berduyun memadati bagian lobi, ada pertunjukan barongsai, memeriahkan tahun baru China. Sementara di luar mal, hujan masih betah.

Gemerincing musik yang mengiringi pertunjukan barongsai semakin keras terdengar. Pengunjung pun semakin merapat, menuju sumber bebunyian. Sayangnya tidak ada bagian di lobi yang cukup luas, sehingga pertunjukan pun digelar di tempat yang ruang geraknya terbatas. Aku hanya mendengar musiknya, enggan berdesakan dengan pengunjung lainnya.

Ada beberapa pengunjung mal yang menarik perhatian. Ada anak perempuan yang menggunakan baju terusan berwarna merah dengan bordiran emas. Nampak serasi dengan tema peringatan. Ada pula yang mengenakan baju dengan model cheongsam. Wah manisnya.

Tahun baru Imlek, pengunjung mal begitu padat. Di tempat lain ada yang masih kebanjiran. Di negara lainnya malah masih terkena bencana wabah penyakit dan juga kebakaran.

Tahun ini adalah tahun tikus logam. Jika menilik dari berbagai ramalan, Indonesia bakal mengalami banyak ujian. Tapi ramalannya juga tak semuanya buruk karena masih ada kabar baik dan harapan.

Ramalan hanyalah sekedar prediksi, tak harus benar-benar dipercaya. Mengingat tahun kemarin Indonesia mengalami kebakaran dahsyat dan awal tahun ini juga mengalami banjir, maka hal ini sebaiknya dianggap sebagai peringatan agar lebih berhati-hati, lebih baik dalam menyiapkan diri menghadapi ancaman bencana dan juga sebagai pengingat agar manusia juga memerhatikan kelangsungan alam. Jangan hanya memikirkan pembangunan, menitikberatkan profit tapi alam malah rusak binasa.

Jangan sampai terjadi lagi karhutla yang bikin miris. Demikian juga dengan bencana banjir yang kurang koordinatif. Tak ada yang ingin jatuh terperosok di lubang sama berkali-kali. Indonesia pernah mengalaminya dan jadikan peristiwa lalu sebagai yang terakhir.

Prediksi buruk pada tahun tikus ini jadikan sebagai pengingat dan mawas diri. Indonesia memang negeri yang rawan bencana, sehingga tugas kita untuk selalu siap siaga dan melakukan mitigasi yang koordinatif.

Harapanku sendiri negeri ini selalu damai dan tentram. Indonesia tetaplah menjadi negara yang majemuk, selalu bersatu, dan menghargai perbedaan. Keragaman budaya suku, agama, dan sebagainya adalah kekayaan dan potensi bangsa ini yang membuat negeri ini unggul dan berbeda, bukan malah melemahkan.

Malam ini gerimis mulai berhenti. Hawa di luar terasa segar, bau tanah bekas hujan yang alami dan refreshing. Di luar mulai sepi, para warga sepertinya mulai bersiap untuk bermimpi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun