Desain bangunan Museum Gunungapi Merapi sudah begitu keren, dengan bentuk segitiga seperti gunung. Demikian pula dengan koleksi Museum Balaputra Dewa yang memajang koleksi dari prasasti, arca, hingga penemuan batu-batu megalitikum, seperti dolmen dan menhir, juga ada rumah limas.
Beberapa pemerintah daerah dan pengelola museum masih jarang melakukan terobosan dalam mempromosikan museum. Mereka seolah-olah pasif, membiarkan masyarakat yang singgah ke museum karena mereka perlu akan pengetahuan.Â
Belum ada upaya yang intens dan menggugah untuk menarik minat anak-anak dan kaum remaja untuk suka dan mencintai museum karena dari sinilah mereka bisa mengenal sejarah negerinya.
Museum juga rata-rata dibiarkan apa adanya. Pengunjung hanya diminta menuliskan nama dan asal di buku tamu dan kemudian mereka pun dibiarkan begitu saja.Â
Atau, ada juga museum yang menawarkan pemandu dengan tambahan biaya tertentu. Tidak banyak acara-acara yang dihelat di museum, sehingga museum hanya menjadi rumah para koleksi dan kisah masa lalu.
Ya, tidak semua museum itu sepi pengunjung. Beberapa museum di Jakarta dan Yogyakarta juga cukup ramai, seperti museum-museum di kota tua Jakarta dan museum-museum di sekitaran keraton Yogyakarta.
Kenapa museum tersebut menarik baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara, karena koleksi dan temanya yang kuat, serta cara promosi dari mulut ke mulut yang manjur.Â
Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya, sehingga belum lengkap jika bertandang ke Yogyakarta tanpa mengunjungi cagar budaya dan menyimak koleksi museumnya.Â
Koleksinya juga bertema, ada museum khusus kereta keraton, museum khusus batik keraton, dan museum tentang budaya dan sejarah Jawa di Museum Sonobudoyo.
Hal serupa juga terjadi di berbagai museum di kota tua seperti Museum Sejarah Jakarta dan Museum Bank Mandiri. Tema kota tua makin kental dengan penjual jasa sepeda dan topi lebar untuk bergaya ala masa lalu.Â