Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sebuah Perjalanan Jakarta-Surabaya

6 September 2019   22:40 Diperbarui: 6 September 2019   22:40 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah perjalanan (dokpri)

Gelap malam mulai menyambut setelah matahari benar-benar tenggelam. Kami masih berkendara di bilangan Sragen, menuju Surabaya. Lampu jalan tidak begitu terang, terasa gelap. Kendaraan yang melaju juga mulai bisa dihitung dengan jari. Saat memasuki tanjakan, aroma asam dan pahit menyebar di dalam kendaraan. Aku menahan nafas, lalu mulai membaca doa.

Kulirik pasangan yang sedang duduk di sebelahku. Ia nampak tenang dan memintaku mencari saluran radio yang memutar orang-orang yang mengaji. Ia juga nampak berkomat-kamit berdoa. Melihat ia berlaku seperti biasa, aku juga ikut tenang dan kembali membaca doa yang kuingat. Aroma busuk itu kemudian berangsur menghilang. Aku menghembuskan nafas lega.

Setiap perjalanan itu berkesan. Ada banyak warna dan cerita di dalamnya. Demikian pula dengan perjalanan kami kali ini dari Jakarta menuju Surabaya yang mencapai sekitar 800-an kilometer.

Ada banyak cerita seputar perjalanan yang kami jumpai saat melakukan perjalanan panjang via darat. Kami pernah disesatkan Google Maps masuk kebun orang dan ternyata buntu.

Ada juga kisah di mana sepanjang perjalanan kami diiringi dengan hujan deras yang membuat jarak pandang begitu terbatas. Kisah lainnya yaitu terkurung selama 12 jam dalam mobil karena banjir di Rancaekek, Bandung. Kami tak bisa maju dan juga tak bisa mundur. Hanya bisa menunggu banjir surut.

Namun baru kali ini kami mendapat penumpang 'lain'. Untunglah ia hanya singgah dan tak mengganggu kami berdua, hanya memberitahukan keberadaannnya lewat aroma yang tak sedap. Aku bersyukur pasangan tak panik, ia tetap berkendara seperti biasa.

Karena bukan musim mudik jadinya jalanan relatif kosong (dokpri)
Karena bukan musim mudik jadinya jalanan relatif kosong (dokpri)
Omong-omong perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya ini relatif lebih cepat daripada yang kami tempuh Juni tahun lalu, ketika beberapa tol masih fungsional. Kami berangkat pukul 07.00 dari Jakarta Timur dan tiba pukul 21.00 di Surabaya alias 14 jam dengan hampir tiga jam berhenti beberapa kali. Kemacetam malah berlangsung dari Jakarya hingga Karawang, setelahnya perjalanan berlangsung lancar dan menyenangkan.

Hanya yang membuat kami mengernyit yaitu ketika kami mengetahui tarif tol Jakarta-Surabaya yang lumayan tinggi. Dulu kami masih mencicipi tol fungsional yang gratis. Kini setelah dikenakan tarif normal, biayanya total sekitar Rp 670 ribuan.

Yang membuat kami terkejut dari Semarang hingga Surabaya dibayar sekali di ujung Surabaya, tidak dibagi-bagi di beberapa ruas sehingga nilainya langsung besar sekitar Rp 300 ribuan. Untung kami mengisi uang elektronik dengan nilai cukup besar. Wah jika nilai saldo dalan uang elektronik kurang seribu rupiah saja maka bisa berabe nih. 

Aku sudah mulai lelah. Mataku sudah ingin terpejam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun