Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menjadi Penulis Itu Banyak Untungnya

7 Agustus 2019   12:24 Diperbarui: 7 Agustus 2019   12:37 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuk belajar menulis (dokpri)

Misalnya saat ini mendekati Idul Adha, maka Kalian bisa mengutarakan tentang Idul Adha di judul atau di paragraf depan, baru kemudian membahas produknya. Jika kontennya susah untuk dibuat aktual maka bisa digunakan cara agar artikelnya bisa dibaca kapan saja, tidak cepat basi (evergreen content).

Artikel Kalian banyak pembacanya maka juga lebih baik disebarkan lewat berbagai platform media sosial. Sebaiknya pengantarnya jangan seragam, sesuaikan dengan target pembacanya. Misalnya Kalian menyebarkan di Facebook maka bisa jadi beda pengantarnya ketika menyebarkan di Twitter.

Sesi Mengobrol dan Berdiskusi Santai
Usai materi, Kami pun beristirahat dan makan malam. Pada saat ishoma itulah aku mengobrol dengan berbagai peserta yang sepertiga di antaranya sudah kukenal sambil berkenalan dengan peserta lainnya. Sudah lama aku tidak bertemu dengan Syifa sehingga ada banyak hal yang kami bahas, mulai dari cerita tentang pengungsi hingga hal-hal yang bersifat personal. Aku juga menyapa Bunda Rosma, Erni, Efa, dan Bu Maria.

Kemudian aku ikut-ikutan mendengarkan diskusi hangat bang Isson,Pak TS, mba Muthiah,Pak Yon Bayu bersama mas Isjet. Wah rupanya teknik artikel yang dipecah menjadi beberapa halaman itu banyak tidak disukai oleh pembaca tapi masih banyak digunakan oleh kanal media. Satu halaman biasanya parah, cuma satu paragraf dan foto.

Hal lainnya yang tak disuka pembaca yaitu banyaknya iklan di sebuah artikel. Iklannya susah ditutup, terutama iklan yang berupa video. Alhasil bukannya membaca, malah halaman artikel itu langsung ditutup karena pengalaman membaca yang tidak menyenangkan.

Belajar Menulis Topik Ekonomi Bersama Isson Khaerul
Sesi malam tak kalah seru. Para peserta juga masih bersemangat. Topik ekonomi menjadi agenda pembahasan. Pematerinya adalah Pak Isson Khaerul yang berpengalaman menjadi redaktur Femina dan sekarang menjabat sebagai Direktur Program PPI. 

Pak Isson berkeyakinan penulis Kompasiana mudah dan suka belajar. Saat ini artikel di rubrik ekonomi agak sepi, padahal kebutuhannya saat ini makin besar, terutama artikel ekonomi yang berdampak, bukan sekedar mengulas produk.

Ayo mulai berlatih menulis ekonomi (dokpri)
Ayo mulai berlatih menulis ekonomi (dokpri)
Menulis artikel di bidang ekonomi itu tantangan tersendiri. Kompasianer bisa naik kelas karena untuk menulis ekonomi perlu analisa dan data. Data ini bisa didapatkan dari sumber sekunder berupa literatur yang tersedia online dan offsite juga bisa berasal dari sumber primer yaitu wawancara dan observasi.

Mengapa perlu melatih untuk menulis tentang ekonomi dan brand besar? Oleh karena kebiasaan ini akan mengasah sensitifitas di peristiwa-peristiwa ekonomi. Misalnya, ada apa dengan peristiwa blackout di Jawa kemarin? Apakah ada kesalahan teknis atau kesalahan manajerial?

Ada banyak hal yang bisa ditulis di rubrik ekonomi. Bukan hanya tentang market share, okupansi hotel dan sebagainya. Kompasianer bisa mulai menulis tentang sistem manajemen, strategi pemasaran, tentang manajemen SDM di sebuah perusahaan, dan lain-lain.

Pak Isson kemudian mencontohkan sebuah brand yang rajin menggelar donor darah. Apa sebenarnya pesan yang ingin disampaikan brand tersebut. Contoh lainnya yaitu menulis tentang pengalaman pertama memiliki rekening bank, kenapa ia memilih bank tersebut dan kenapa ia kemudian pindah ke bank lainnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun