Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Negeri yang Tak Ramah bagi Satwa?

5 Juli 2019   16:50 Diperbarui: 7 Juli 2019   15:11 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kukang Sumatera banyak diburu untuk dijual (dok. Mongabay.co.id)

Ketika membaca berita di web Kompas tentang orangutan bernama Hope yang tampil di halaman depan The New York Times, aku jadi merasa nelangsa. 

Hope dan anaknya mengalami nasib yang tragis. Ia diberondong 74 peluru. Anaknya meninggal, sedangkan Hope selamat meskipun menderita luka parah dan patah tulang. 

Hope bukan satu-satunya orangutan yang bernasib malang. Ada begitu banyak satwa liar dan juga satwa lainnya di lingkungan perumahan yang mengalami perlakuan yang tak semena-mena. 

Aku menjadi bertanya-tanya apakah negeri ini sudah berubah menjadi tak ramah bagi satwa?

Bagi satwa liar kehidupan manis tinggal di negeri yang indah mungkin hanya dialami sebagian kecil. Cerita indah mungkin hanya bisa dinikmati oleh kawan-kawan mereka yang tinggal di cagar alam, suaka margasatwa, dan taman nasional. 

Di hutan yang menjadi tempat lahir mereka, sumber makanan terus berkurang. Habitat tempat tinggal mereka dan lahan mereka mencari makan terus menyusut.

Oleh karena tempat tinggal dan tempat makan mereka semakin terbatas maka tak heran jika mereka mulai merambah ke wilayah pemukiman manusia. Mereka lapar dan mereka bingung akan mencari makan di mana.

Perubahan hutan menjadi lingkungan perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu sumber penyebabnya.  Banyak pula hutan yang menjadi lahan pertanian, pertambangan, dan perumahan. 

Wilayah hutan Indonesia telah begitu cepat menyusut dan ini sudah menjadi sorotan dunia. Tapi tetap saja kondisi ini tak banyak berubah meskipun sudah ditetapkan morotarium. 

Kebakaran hutan karena pembukaan lahan masih terjadi. Banjir dan kerusakan alam mulai terjadi di beberapa daerah karena mulai banyak dibuka pertambangan. Wajah Kalimantan dan Sumatera pun semakin bopeng-bopeng, dan hutan semakin botak.

Kisah tragis Hope diangkat oleh The New York Times (dok. regional.kompas.com)
Kisah tragis Hope diangkat oleh The New York Times (dok. regional.kompas.com)
Di kanal berita, ada banyak kisah tentang penyelamatan orangutan. Tak sedikit yang tak selamat. Selain orangutan, satwa liar lainnya seperti gajah, badak, harimau, trenggiling, kukang juga banyak diburu. Baru-baru ini juga ada berita tentang burung rangkong yang dibunuh dengan semena-mena. Padahal burung tersebut adalah satwa langka.

Makhluk penghuni lautan juga menjadi korban kekejaman oknum. Ada berita hiu yang tewas dalam kondisi mengenaskan, begitu juga dengan penyu-penyu yang diburu. Ketika membaca berita-berita ini rasanya dada ikut sesak karena nelangsa.

Hewan-hewan yang tinggal di sekitar pemukiman manusia juga masih sering mengalami perlakuan yang tak layak. Monyet ekor panjang dieksploitasi untuk pertunjukan, di tempat lain masih banyak warga yang bersikap kejam kepada kucing, juga kepada anjing yang bertuan.

Indonesia memiliki Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Peringatan ini jatuh setiap tanggal 5 November tiap tahunnya. Adanya peringatan hari tersebut bukan sekedar seremonial dan menunjukkan kebanggaan bahwa Indonesia kaya akan tanaman dan satwa. Yang lebih penting bagaimana memberikan pemahaman kepada warga untuk lebih mencintai alam lingkungan beserta makhluk hidup yang tinggal di dalamnya, para hewan dan tanaman.

Para satwa juga memiliki rasa lapar dan rasa sakit seperti manusia. Mereka sebenarnya juga memiliki hak untuk tinggal di negeri yang indah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun